Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Daripada Bermusuhan Lebih Baik Kita Tidak Berteman

7 Oktober 2019   03:11 Diperbarui: 7 Oktober 2019   03:28 3183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Template dari Dhimas Jusuf

"Terus lo percaya sama omongan orang kafir? Lo seharusnya lebih percaya sama Allah daripada orang kafir."

"Eh, Mad, gue percaya 100% sama Allah. Yang gue gak percaya itu elo. Bumi kok datar? Waktu acara pembagian otak dari Tuhan lo gak hadir, ya?" kata saya mulai emosi lagi.

"Kalo percaya sama orang kafir maka lo juga kafir. Kalo lo sebagai kafir tapi masih mengharapkan surga berarti lo munafik!!! Thogut!!!"

Nyerah, deh, gue. Daripada saya tonjok beneran akhirnya saya pergi meninggalkan Akhmad. Sewaktu melangkah menjauh masih terdengar suaranya berteriak dengan lantang.

"Orang kafir dan munafik kayak elo tempatnya di neraka, Bud. Allah menawarkan surga dengan 70 bidadarinya yang senantiasa perawan untuk melayani elo malah lo tolak. Dasar kafir!!!!"

Saya berjalan terus ke arah area parkir sambil menulikan telinga tapi suara Akhmad sayup-sayup masih terdengar.

"Kalo masih mendukung Jokowi, lebih baik kita gak usah berteman lagi. Gue gak mau berteman dengan musuh islam! Daripada bermusuhan lebih baik kita tidak berteman!" kata Akhmad lagi.

Sehabis pertemuan itu, saya baru menyadari ternyata bukan cuma Akhmad tapi ada banyak temen-temen saya yang berubah seperti Akhmad. Sebenernya saya gak masalah mempunyai temen yang berbeda pilihan politik. Yang saya heran adalah kenapa orang yang awalnya mendukung Jokowi sekonyong-konyong pindah haluan dan berbalik membencinya setengah mati.

Anehnya, karakter orang tersebut juga berubah menjadi pemarah. Mereka sulit sekali diajak berdebat dengan kepala dingin. Mereka rata-rata bersikap sebagai pemegang kebenaran. Mereka gak pernah peduli pada data, pokoknya apa yang mereka yakini adalah yang paling benar. Semua yang tidak sehaluan langsung dituduh kafir, munafik dan musuh islam.

DARIPADA BERMUSUHAN LEBIH BAIK KITA TIDAK BERTEMAN #2

Peristiwa dengan Akhmad membuat saya merasa perlu berkonsultasi dengan kawan lama saya Bagus. Dia adalah kawan sesama pecinta alam yang sekarang bekerja sebagai psikolog. Bagus juga seorang konsultan politik sehingga dia banyak tau seluk-beluk seputar kegilaan pilpres ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun