Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Gue Mau Cere, Bud."

8 Desember 2018   14:14 Diperbarui: 8 Desember 2018   14:15 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Kalo lo gak mau berkompromi dan tetep mau cere karena lo yakin akan survive dengan semua kehilangan itu, coba balik pikiran lo ke anak-anak. Mereka masih kecil-kecil dan belum sekuat elo. Apa iya mereka juga kuat kehilangan elo. Apa iya mereka sanggup kehilangan bapaknya..."

Sampe di situ Peter menangis. Tanpa terasa mata saya juga berkaca-kaca. Saya menggenggam tangan Peter erat-erat untuk membantu menguatkan hatinya. Hebat banget omongan kakaknya Peter ini. Dia menggambarkan seluruh masalah dengan detil dan mengingatkan semua risiko yang harus dihadapi oleh Peter kalo bercerai.

Setelah berhasil menenangkan dirinya, Peter berkata dengan suara halus, "Jadi gue memutuskan untuk gak jadi bercerai, Bud."

Kali ini kami berdua terdiam cukup lama. Omongan Ronald begitu dahsyat. Gak ada satu pun celah yang bisa dibantah. Sambil menghela napas panjang, saya bertanya dengan suara hati-hati, "Terus urusan chattingan itu gimana?"

"Selama sikap Linda di rumah gak ada yang berubah, gue akan menutup mata. Gue anggap peristiwa itu gak pernah ada."

"Gue dukung apapun keputusan yang lo ambil." kata saya tersenyum sambil menggenggam tangannya makin erat.

"Kayaknya kopi udah gak cocok sekarang, Bud. Gimana kalo kita ngebir aja?" kata Peter sambil mengusap airmatanya.

"Setuju!!!" sahut saya langsung memanggi waiter dan memesan bir 2 pitcher. 

Dalam kasus Peter, saya gak ada andil sama sekali dalam menyelamatkan kasusnya. Saya cuma ngedengerin curhat dia aja tanpa pernah ngasih input apapun. Namun, pertemuan dengan Peter membuat saya mendapatkan hikmah yang luar biasa. Nasihat Ronald untuk Peter buat saya sangat bermanfaat dan menjadi bekal saya jika menghadapi masalah serupa.

Betul kata orang bahwa Tuhan telah memberikan kita mulut dan telinga. Ketika membuka mulut, kita memberi ilmu. Ketika mendengarkan, kita mendapat ilmu. Kenapa Tuhan memberikan 2 telinga dan 1 mulut? Secara simbolik Tuhan ingin mengajarkan bahwa kita harus mendengarkan dua kali lebih banyak daripada berbicara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun