Dengan gerak yang sangat tenang, Ewok memeluk Toni dan berkata, "Tenang, Ton! Tenang. Lo aman sekarang. Di mana setannya?"
Sambil menggigil ketakutan, Toni menoleh ke belakang dan tangannya menunjuk-nunjuk ke arah semak-semak yang gelap,"Tadi gue dikejar dari bawah sampe ke sini. Waaaa.... tolongin gue, Wok!"
"Tenang, Ton. Lo udah aman. Udah ada kita di sini," bujuk Ewok lagi berusaha menenangkan.
Gara-gara teriakan Toni yang keras, semua orang ke luar dari tenda hendak mengetahui apa yang terjadi. Semua orang kini berada di api unggun mengelilingi Toni. Dengan bantuan api unggun, semua orang bisa melihat baju dan celana Toni sobek di sana-sana, sedangkan di tangan dan kakinya terdapat goresan kecil dan panjang. Saya dapat memperkirakan pasti itu karena Toni jatuh berkali-kali saat dikejar setan.
"Ada apa, Wok? Ada apa, Wok? Si Toni kenapa?" tanya semua orang ikut heboh melihat peristiwa yang terjadi.
"Coba semua tenang, ya. Gak ada yang perlu ditakutkan. Semua harap balik ke tenda masing-masing dan beristirahat kembali. Biar masalah ini kami yang urus," kata Ewok lagi.
Semua peserta kemping menuruti perintah Ewok. Dengan langkah perlahan satu-satu kembali ke tendanya. Namun belum juga semuanya masuk, tiba-tiba terdengar kembali suara yang menyeramkan.
"Waaaaaa. tolong!!! Setaaan!!! Setaaaan...!!!!"
Kami semua merinding mendengar teriakan histeris tersebut. Dari tempat yang berlawanan dengan arah datangnya Toni, Â sekonyong-konyong sebuah bayangan sampai di dekat kami dan menjatuhkan dirinya ke dekat api unggun.
"Waaaaa...!!!! Tolongin gue. Ada setaaaaan....!!!!"
"Wah ini Si Berti," kata Arthur sambil berjongkok di sisi orang yang baru datang itu. Sambil menangis histeris, Berti memeluk Arthur saking bersyukur karena merasa dirinya sudah aman.