"Bukan keris tapi batu bertuah yang udah diisi oleh jin islam," kata seseorang lagi yang bernama Hessy.
"Pasti ramuan rempah yang udah dikasih jampi-jampi oleh Pak Anwar," celetuk Vanda yang sedari tadi tidak pernah membuka suara.
"Baiklah, teman-teman. Biar kalian semua gak penasaran, saya akan perlihatkan saja isi baskom ini," kata Arthur lalu menyerahkan baskomnya ke Ewok, "Wok pegangin baskom ini bentar."
Ewok menerima baskom dan Arthur manarik serbet sehingga baskom terbuka seutuhnya. Dengan gerakan perlahan, Arthur mengambil sesuatu dari baskom itu lalu membentangkannya ke arah kami semua.
Sekarang terlihatlah sebuah celana dalam yang sudah sangat kotor. Di bagian tengahnya terdapat warna kekuningan sehingga tampak menjijikkan sekali.
"Jadi begini teman-teman. Tadi pagi saya diare dan saya murus-murus bolak-balik harus buang hajat ke kali ujung sana. Nah sebelum celana dalam ini saya buang, saya ingin menghilangkan baunya. Jadi terima kasih buat semua teman-teman yang telah menghirupnya. Sekian dan terima kasih..."
"Waaaaaaa....!!!!! Hueeeeeeek!!!!!" semua orang histeris karena murka dan jijik. Malam itu habislah Arthur diserang semua teman-teman. Ada yang maki-maki, ada yang nyekek lehernya, ada pula yang merebut celana dalam itu lalu dijejalkan ke muka pemiliknya.
Saya sendiri cuma tersenyum geli dan tidak melakukan apa-apa. Hebat banget nih Si Ewok dan Si Arthur, pikir saya. Memanfaatkan momentum peristiwa Toni dan Berti digangguin setan, keduanya langsung punya ide jail. Mereka merancang rencana ngerjain temen-temennya, ngebela-belain berjalan 10 Km bolak-balik, membawa orang tua dan diaku-aku sebagai paranormal segala. Ck...ck...ck.... Niat banget yak? Kehadiran Pak Anwar tentunya memang diperlukan  untuk memperkuat argumen bahwa ramuan tersebut memang berasal dari orang sakti ini hehehehe...
Di seberang api unggun, Arthur masih dikeroyok habis-habisan oleh teman-temannya. Sedangkan saya masih berada di tempat yang sama. Mata saya menatap ke arah Pak Anwar. Kakek itu juga masih berada di posisinya semula. Matanya tetap separuh terpejam. Jenggot dan kumisnya masih bergerak-gerak mengikuti gerakan bibirnya yang terus berkomat-kamit.. entah mengatakan apa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H