2.Mem-posting Tulisan
Memposting tulisan bisa dilakukan di banyak tempat. Misalnya membuat artikel di Facebook, di Twitter, di blog pribadi atau di blog keroyokan seperti Kompasiana.com agar tulisan kita mudah dibaca orang. Bahkan banyak juga yang membuat media berita abal-abal. Mereka menulis berita lalu linknya disebar ke berbagai media sosial lain supaya visitor mampir dan membaca beritanya.
Masalahnya, kalo tulisan kita kurang bagus, rasanya sulit untuk mengharapkan postingan kita menjadi viral. Makanya tidak jarang orang menulis berita bohong lalu menyebarkannya ke sosial media semata-mata demi mendapatkan visitor yang banyak.
Jadi jangan pernah percaya pada berita-berita yang datang dari media yang gak jelas. Kalo ada berita yang heboh, coba cek apakah berita tersebut juga ditayangkan oleh media-media mainstream seperti Detik.com atau Kompas.com. Kalau tidak ada, lupakan. Pasti itu berita hoax atau berita bohong.
Kalo orang tipe loser, biasanya mereka gak pernah nulis apa-apa tapi kerjaannya cuma stalking tulisan orang lain lalu menyerang secara membabi buta di ruang komen user. Kalo itu terjadi pada account kita, saya anjurkan gak usah dilayani. Delete aja komennya lalu block accountnya. Sosial media adalah sarana untuk mencari pertemanan. Ngapain kita melayani orang yang gak kenal untuk berdebat kusir. Belom jadi teman aja mereka udah nyusahin. Daripada buang-buang energi untuk sesuatu yang gak produktif lebih baik kita singkirkan dari media sosial kita.
3. Mem-posting Video
Memposting video adalah salah satu cara untuk bernarsis ria. Banyak orang berkarya lewat video lalu mempostingnya di Youtube. Misalnya artis tanggung yang belom terkenal, mereka merasa mendapatkan media yang tepat untuk memamerkan karyanya. Cukup banyak temen-temen saya yang sukses membuat konten di Youtube. Karena kontennya menarik, mereka mendapat follower yang cukup banyak sehingga produsen berbondong-bondong memasang iklan di konten tersebut. Akibatnya temen-temen saya tersebut mendapat penghasilan dari iklan yang mereka peroleh.
Karena penghasilan yang mereka hasilkan jumlahnya cukup menjanjikan, akhirnya mereka resign dari pekerjaan utamanya lalu fokus bekerja freelance sebagai content creator. Mereka kadang berinisaitif berkarya sambil mengharapkan iklan datang atau kadang mendapatkan order dari berbagai perusahaaan yang meminta dibuatkan content. Keren, kan? Saya kadang suka geli kalo ngebaca kartu nama mereka, di sana tertulis nama mereka dengan jabatan 'Youtuber'. Hehehehehe....
Jangan mengira kalo content creator ini hanya dilakukan oleh anak muda golongan menengah. Siapa saja, asal punya kreativitas, bisa saja menjadi pembuat konten. Bahkan Office Boy saya, namanya Alan, sudah menjadi content creator. Dia sering memposting lagu-lagu ciptaannya di Youtube. Saya kagum loh dengan lagu dan musiknya. Kalo ada produser yang menemukannya, saya yakin dia akan menjadi terkenal dan bisa mencapai taraf hidup yang lebih baik dari yang dijalaninya sekarang.
Facebook, Instagram dan beberapa sosial media lainnya cukup jeli melihat fenomena ini, karena itulah mereka juga menyediakan fitur Live Video dan Your Story untuk penggunanya membuat video. Kita bisa memproduksi film dengan kita sebagai bintang utamanya, kita sebagai produsernya, kita sebagai sutradaranya, kita sebagai cameramannya, pokoknya naluri narsis kita mau jadi apa akan terpenuhi di sosial media.
Yang lagi lumayan epik adalah vlog atau video blog. Saat ini hampir semua orangmempunyai vlog. Dari anak SMP, SMA, kuliah, artis dan masih banyak lagi. Yang paling saya kagumi adalah Youtuber Agung Hafsah, anak muda berusia 18 tahun yang sangat sukses dengan vlognya. Hampir semua vlognya dia lakukan sendirian tapi hasilnya keren. Gara-gara vlognya, dia bahkan diundang ke acara Kick Andy dan menceritakan prestasinya di sana.