Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

My Dad Is My Best Friend

23 Juni 2017   23:35 Diperbarui: 24 Juni 2017   20:03 1188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gila, kan? Masa urusan selangkangan diomongin ke orang lain? Sangat gak masuk di akal tapi begitulah kenyataan yang terjadi.

Kenapa orang selalu dateng ke teman ketika mendapatkan masalah? Karena teman adalah seseorang yang membuat kita nyaman. Hubungan pertemanan itu sangat dekat dan hampir tanpa jarak. Kita bisa ngomong seenaknya dan melakukan kekonyolan tanpa harus jaim. Teman adalah tempat curhat, teman adalah tempat kita berbagi rahasia. Dan teman adalah seseorang tempat kita meminta pertolongan.

Kalo kita setuju dengan pemahaman itu, lalu kenapa suami  isteri tidak berteman? Akan lebih baik kalo di samping berhubungan sebagai suami isteri, kita juga berteman dengan pasangan kita. Gak lucu kan kalo rahasia suami isteri dibagi ke teman-teman di luaran? Jadi saya berpikir, alangkah baiknya kalo sebuah pasangan juga berteman satu sama lain sehingga semua masalah internal bisa dijaga sebagai urusan pribadi yang tidak perlu dibagi ke pihak lain.

Saya teringat waktu jaman SMA. Seorang teman curhat ke saya bahwa dia terkena penyakit kelamin. Astaghfirullah! Sebuah masalah yang sangat berat buat anak seusia itu. Pertanyaan saya sekarang, kalo anak laki-laki kita yang masih SMA atau kuliah, suatu hari kena penyakit kelamin, menurut kalian apakah mereka akan bercerita pada bapak atau ibunya?

Gak bakalan! Ngerokok aja dimarahin apa lagi kena penyakit kelamin. Pasti mereka akan berbagi rahasia itu pada temannya dan minta bantuan dari mereka. Orang tua tidak akan pernah tau, kalo sampe tau pun pastinya akan menjadi orang terakhir yang mendapat berita itu.

Nah, Ilham, pernah cerita pada saya bahwa dia waktu SMA kena penyakit kelamin. Untunglah dia sangat dekat dengan bapaknya. Walaupun sangat takut dan sungkan, dia memberanikan diri bercerita pada bapaknya. Dan Alhamdulillah, walaupun awalnya bapaknya ngamuk, Ilham pergi ke dokter dianter sendiri oleh ayahnya dan akhirnya sembuh. Dan sejak peristiwa itu, hubungan keduanya malah semakin akrab. Kenapa? Karena mereka telah berbagi rahasia. Kedekatan sebuah pertemanan dapat diukur dari seberapa banyak rahasia yang telah mereka bagi satu sama lain.

Kenapa Ilham berani bercerita pada bapaknya? Perlu digarisbawahi bahwa Ilham tidak menceritakan masalah yang dia alami pada bapaknya. Ilham meminta pertolongan pada temannya dan alhamdulillah temannya itu kebetulan juga adalah bapaknya. Artinya Si Bapak memainkan dua karakter, yaitu sebagai bapak dan juga sebagai teman anaknya.

Ngedenger cerita Ilham, jantung saya langsung bergidik. Dalam hati saya berdoa, semoga anak saya gak akan pernah melakukan kekhilafan sejauh itu. Tapi terbersit juga pertanyaan di kepala saya, kalo seandainya terjadi, apakah anak saya akan berani menceritakan masalah seberat itu pada saya? Pada bapak kandungnya? Hiiiii ngebayanginnya aja saya gak berani. Tapi hikmah yang saya ambil dari pengalaman Ilham, saya mencoba merevisi hubungan agar saya tidak cuma berfungsi sebagai ayah tapi juga sebagai teman.

Bagaimana hubungan pertemanan di perusahaan? Dalam hubungan professional pun rasanya sama aja. Ketika boss memperlakukan anak buahnya seperti teman, pastilah Si Boss akan menjadi atasan ideal. Dia akan dicintai oleh anak buahnya. Prestasi para staff akan mencapai hasil yang maksimal karena mereka bisa fokus bekerja tanpa gangguan stress yang biasanya datang dari para boss. Khusus untuk hal ini tentu saja dibutuhkan kebijaksanaan dari kedua belah pihak. Artinya Si Anak buah juga jangan sampe ngelunjak ketika mendapat perlakuan seperti itu dari bossnya.

Sekarang coba kalian cari lagi hubungan yang lain. Apakah semuanya akan menjadi ideal ketika hubungan mereka menjadi hubungan pertemanan? Saya sangat yakin begitu. Kalo nggak, tolong buktikan kalo saya salah.

"Bud, gue balik dulu, ya?" Tiba-tiba suara Ilham membangunkan saya dari lamunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun