Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

Sapardi Djoko Damono, Dewi Lestari, dan Perahu Kertas

3 Agustus 2016   00:08 Diperbarui: 20 Juli 2020   07:14 3725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Sapardi Djoko Damono. (Foto: Dok. Pribadi)

Lalu siapa orang tua itu? Hanya orang yang lebih tua yang bisa memanggil Nuh dengan nama kecilnya saja. Hanya orang yang begitu berkuasa yang mampu menggunakan perahunya Nuh tanpa seizin dan sepengetahuannya. Jadi, jika dilihat dari usia, kebijakan dan betapa powerfulnya tokoh ini, saya menyimpulkan Si Orang Tua adalah Tuhan.

Nabi Nuh memang kurang memahami mengapa Tuhan menyuruhnya membuat perahu. Namun, karena itu perintah Tuhan, maka dia melaksanakan tugas tersebut dengan ikhlas dan senang hati. 

Dia hanya meyakini bahwa apa yang disuruh oleh Tuhan pastinya membawa kebaikan. Oleh SDD, keikhlasan seorang Nabi Nuh direpresentasikan dengan kepolosan seorang kanak-kanak. Fuiiih...luar biasa ya? 

Tapi tunggu dulu! Terus terang, saya masih belom sreg sama pemahaman yang saya peroleh di atas. Rasanya kok masih dangkal banget? Ketika kembali membesuk SDD di rumah sakit, saya iseng-iseng mendiskusikan puisi tersebut dengan penyairnya. 

Satu hal yang perlu dicatat, jangan pernah bertanya kepada seorang penyair tentang makna puisi ciptaannya. Saya ga pernah berani menanyakan apa makna puisi tersebut. Sapardi paling marah kalo ditanya kayak gitu...

"Kalo saya bisa menceritakan sesuatu dengan cara lain, maka saya nggak akan bikin puisi. Saya membuat puisi karena itu satu-satunya cara untuk mengekspresikan pikiran saya," katanya ketus.

Lagi asik-asiknya berdiskusi, tiba-tiba saya teringat bahwa Dewi Lestari juga membuat buku dan film berjudul sama; Perahu Kertas. Ada seorang temen yang mencurigai kalo Dewi Lestari nyontek puisi begawan ini. 

Alhamdulillah saya bukan tipe orang yang suka sembarangan menuduh. Saya memang ga kenal sama Dewi Lestari, tapi kalo ngeliat dia di TV dan membaca buku-bukunya, saya meyakini bahwa dia seorang perempuan yang baik dan cerdas. Saya berharap suatu hari nanti bisa ketemu dia, berdiskusi dan bertukar buku.

"Pak SDD kenal sama Dewi Lestari?" tanya saya tanpa basa-basi.

"Dewi Lestari penyanyi dan penulis buku itu? Ya kenal dong," jawab SDD.

"Kenal di TV doang apa kenal deket," serang saya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun