Tiba-tiba kurasakan tangannya tersentak hingga jabat tangan kami terlepas. “Rezekimu untuk berangkat haji telah disiapkan. Nanti juga semua pengeluaranmu akan diganti” Aku hanya terdiam. Kupikir ada cara untuk menguji ucapannya. Bahkan untuk membuktikan apakah agama dan Tuhan yang selama ini kupercaya bukanlah dusta: Akan kukatakan kepada banyak orang bahwa aku akan berangkat haji. Tahun ini!
Panjar ONH Dibayar Mertua
Kerinduan berangkat haji semakin menguat setelah adikku dan istrinya berhaji menyusul Ibu dan Bapak yang sudah berangkat tahun sebelumnya. Salah satu cara merawat kerinduan itu dengan memasang hiasan keramik bergambar Masjidil Haram di dinding mushola rumah. Namun, berdasarkan proyeksi kondisi keuangan, kami mungkin baru dapat berangkat tahun 2002. Ketika mendengar pertimbangan kami, bapak mertua tegas berkata: “Berangkatlah kalian haji tahun ini. Bapak beri pinjaman untuk panjar ONH kalian berdua.”
Setelah membayar panjer ONH suami istri US$2000, aku memperingatkan istri untuk kemungkinan menjual mobil Kijang guna menutupi ongkos haji.
Ongkos Hajimu Sudah Disiapkan!
Aku tertarik untuk meminta doa kepada seorang Ustadz yang materi kutbah Jumatnya sangat menyentuh. Aku menandai Ustaz itu. Sebab, pernah tiga kali sholat Jumat secara berturut-turut, di kota yang berbeda, surat Al A'laa dan Ghaasyiyah dibacakan dalam sholat. Dan Ustadz itu imam sholat yang ketiga dengan bacaan serupa.
Sembari memberi salam, aku mengulurkan jabat tangan, “Pak Ustadz, saya ingin sekali naik haji. Tolong doakan saya.
Wajah Ustadz itu nampak teduh saat memejamkan matanya. Berdoa. Tiba-tiba kurasakan tangannya tersentak hingga jabat tangan kami terlepas. “Rezekimu untuk berangkat haji telah disiapkan. Nanti juga semua pengeluaranmu akan diganti…”
Ustadz itu nampak demikian yakin. Tetapi tak urung keraguan meliputiku. Bagaimana mungkin dengan kondisi bisnis di kantor yang sedang menurun? Aku hanya terdiam. Kupikir ada cara untuk menguji ucapannya. Bahkan untuk membuktikan apakah agama dan Tuhan yang selama ini kupercaya bukanlah dusta: Akan kukatakan kepada banyak orang bahwa aku akan berangkat haji. Tahun ini!
“Ramalan” Ustaz itu tidak hanya kusampaikan kepada istriku, tetapi juga kepada mertua, sanak saudara dan teman-teman. Aku sengaja mengikat diriku dengan beban. Dan aku ingin menyaksikan bagaimana beban yang melilitku itu dilepaskan.
Akhir Tahun Menegangkan
Sebagaimana karyawan lain, 23 Desember 2000 adalah hari yang menegangkan bagiku. Sebab pada hari itu akan diumumkan keputusan manajemen perusahaan terkait dengan THR dan bonus.