Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ngopi di Warung

17 Oktober 2024   19:29 Diperbarui: 17 Oktober 2024   19:31 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kahar setuju, "Benar, kita harus ingat bahwa ngopi adalah tentang pertemanan dan kebersamaan. Bukan hanya sekadar memamerkan gaya."

Saat mereka merencanakan lomba ngopi, warga desa mulai mendengar dan ikut berpartisipasi. Setiap orang mulai menunjukkan cara unik mereka dalam menikmati kopi, dari cara penyajian hingga cara menikmati.

Satu bulan kemudian, acara lomba ngopi pun diadakan di halaman Warung Kopi "Sahabat Sejati." Berbagai macam kopi disajikan, dari kopi tubruk hingga kopi kekinian dengan berbagai toping.

Namun, saat acara berlangsung, Kobar dan teman-teman menyadari bahwa suasana lomba menjadi terlalu serius. Peserta berlomba-lomba untuk membuat kopi terbaik, sementara tujuan awal mereka untuk bersenang-senang mulai memudar.

Kahar, yang melihat situasi ini, berkata, "Teman-teman, kita lupa mengapa kita ngopi di sini. Kita harus ingat, ini adalah momen untuk bersenang-senang, bukan untuk bersaing!"

Badu mengangguk, "Kita harus kembali ke esensi ngopi. Mari kita ciptakan suasana di mana semua orang bisa berbagi cerita dan tawa."

Rijal menyarankan, "Bagaimana kalau kita berhenti sejenak dari lomba dan mengajak semua orang untuk berkumpul dan berbagi cerita?"

Mereka pun melakukan hal itu. Dengan semangat, Kobar mengajak semua peserta untuk duduk bersama dan bercerita. Suasana yang awalnya tegang berubah menjadi hangat dan penuh tawa. Semua orang mulai berbagi pengalaman lucu mereka saat ngopi, membuat momen itu terasa lebih berharga.

Akhirnya, mereka menyadari bahwa ngopi bukan hanya tentang kopi atau lomba, tetapi tentang hubungan antar manusia. Kebersamaan di warung kopi memberi makna yang lebih dalam dari sekadar menenggak cairan pahit.

Setelah hari yang penuh kegembiraan itu, Kobar berkata, "Ngopi itu memang lebih dari sekadar minuman. Ini adalah cara kita merayakan persahabatan dan berbagi cerita."

Kahar menambahkan, "Dan yang terpenting, kita harus tetap sederhana. Ngopi sambil bersyukur atas kebersamaan ini adalah hal yang paling berharga."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun