Keesokan harinya, mereka bersiap-siap untuk camping dengan penuh semangat. Namun, Kobar berusaha menjadi 'pengalaman baru' dengan membawa barang-barang yang tidak biasa---seperti lemari kecil, kasur empuk, dan speaker besar.
"Hey, Kobar! Kita camping, bukan menggelar konser!" Kahar menertawakan Kobar saat melihat semua barang bawaannya.
"Justru itu! Kita harus membuat pengalaman ini berbeda! Camping yang mewah!" Kobar menjawab penuh percaya diri.
Saat mereka sampai di lokasi camping, Kobar menyuruh teman-temannya untuk membantu mendirikan "tenda" yang ternyata adalah sebuah kanopi besar yang lebih mirip panggung daripada tempat tidur.
"Ini adalah pengalaman baru! Kita bisa tidur di bawah bintang-bintang!" Kobar berseru.
Tapi setelah beberapa jam, semua barang mewah Kobar ternyata menjadi bumerang. Angin kencang mulai bertiup, dan kanopi yang seharusnya menjadi pelindung malah terbang ke udara seperti layang-layang. Kobar dan teman-temannya pun terpaksa berlari mengejar kanopi yang melayang, dan dalam kekacauan itu, semua peralatan mereka berhamburan.
"Ini semua salahmu, Kobar! Kamu terlalu percaya diri!" Kahar berteriak, berusaha menarik kanopi yang terbang.
Setelah berlarian dan berjuang dengan angin, akhirnya mereka kehabisan tenaga dan kembali ke tanah. Kobar, yang penuh dengan debu dan kotoran, mulai menyadari kesalahannya.
"Baiklah, mungkin pengalaman ini mengajarkan kita untuk tidak menganggap remeh situasi. Kita harus lebih realistis," Kobar mengakui.
Badu menepuk punggung Kobar, "Lihat? Itu yang aku maksud dengan belajar dari pengalaman! Setiap pengalaman memberi pelajaran. Kali ini, kita belajar bahwa tidak perlu berlebihan!"
Rijal menambahkan, "Dan juga, terkadang yang sederhana itu lebih baik. Kita seharusnya membawa barang yang lebih praktis!"