Malam itu, di warung Bu Tini, mereka duduk dalam keheningan. Kobar berkata, "Teman-teman, sepertinya kita gagal menemukan arti hidup. Kita datang dengan harapan tinggi, tetapi pulang dengan rasa hampa."
Kahar menghela napas. "Mungkin, dalam pencarian kita untuk menemukan arti, kita justru menemukan bahwa hidup ini memang kompleks. Tidak selalu ada jawaban yang jelas."
Badu, yang masih bingung, berkata, "Jadi kita kembali ke titik nol? Menjadi tak berarti lagi?"
Rijal menambahkan, "Mungkin kita harus menerima bahwa hidup ini bukan tentang mencari arti, tetapi tentang menjalani setiap momen dengan tulus, bahkan jika itu terasa biasa."
Kobar tersenyum kecut. "Jadi, kita akan terus melakukan hal yang sama? Hidup tanpa makna?"
Semua tertawa, meskipun sedikit pahit. Mereka menyadari bahwa meski hidup ini tidak selalu berarti, mereka masih memiliki satu sama lain. Dalam kebersamaan, mereka menemukan makna kecil yang terkadang terlewatkan.
Kisah mereka tentang pencarian arti hidup berakhir dengan tawa dan canda, di mana mereka sepakat bahwa meskipun hidup tidak selalu memiliki makna, persahabatan mereka adalah salah satu hal yang membuat perjalanan ini terasa berharga. Dan dengan itu, mereka melanjutkan hari mereka, menyadari bahwa bahkan dalam ketidakberartian, ada kekuatan dalam kebersamaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H