Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menjadi Tak Berarti

17 Oktober 2024   01:11 Diperbarui: 17 Oktober 2024   01:18 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kan kita bisa jadi berarti bagi orang lain!" Kobar membalas. "Kita bisa memulai dengan hal kecil. Misalnya, membantu di panti asuhan atau membersihkan lingkungan."

Akhirnya, setelah perdebatan panjang, mereka sepakat untuk mengunjungi panti asuhan yang terletak tidak jauh dari desa. Keesokan harinya, dengan semangat baru, mereka berempat berangkat dengan harapan menemukan arti hidup yang hilang.

Setibanya di panti asuhan, mereka disambut oleh anak-anak yang ceria. Kobar langsung melibatkan diri dengan mengajak anak-anak bermain. Kahar mulai membaca cerita, sementara Badu dan Rijal membantu menyiapkan makanan.

Namun, seiring berjalannya waktu, rasa lelah mulai muncul. Rijal merasa bosan, dan Badu mulai mempertanyakan tindakannya. "Apakah ini yang kita sebut menemukan arti hidup? Aku hanya capek, dan semua ini terasa sia-sia."

"Kalau kita merasa tak berarti, mungkin kita perlu introspeksi," kata Kahar, "bukan hanya mengandalkan orang lain untuk memberi makna."

Kobar mencoba menghibur, "Tapi lihatlah senyum anak-anak ini! Mereka senang, dan itu memberi kita sedikit arti, bukan?"

Tetapi saat sore tiba, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal merasakan lelah yang menyentuh hati. Mereka mulai berdebat satu sama lain. "Apa gunanya kita berada di sini jika kita merasa capek?" Rijal bersungut-sungut.

Badu menggerutu, "Apa kita hanya jadi penghibur sementara? Kita datang, lalu pergi, dan mereka akan tetap sama. Apakah ini cukup untuk mengubah hidup kita?"

Kahar, yang mendengarkan keluhan teman-temannya, merespons, "Mungkin kita memang tidak bisa mengubah dunia, tetapi kita bisa memberikan dampak kecil. Setiap senyuman anak-anak itu memiliki arti."

Kobar menambahkan, "Tapi kita tidak bisa berharap terlalu banyak. Kita mungkin tidak akan pernah tahu sejauh mana kita memberi dampak. Terkadang, kita hanya bisa menerima kenyataan bahwa hidup ini memang tidak selalu berarti."

Perdebatan mereka berlanjut hingga sore. Mereka pulang dengan perasaan campur aduk, tak tahu apakah mereka benar-benar menemukan arti atau justru semakin kehilangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun