Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bersekolah Tanpa Belajar

12 Oktober 2024   00:41 Diperbarui: 12 Oktober 2024   00:44 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Desa Ceria, terdapat sebuah sekolah yang cukup terkenal, yaitu SMP Budi. Sekolah ini tak hanya dikenal karena lokasinya yang strategis, tetapi juga karena para siswanya yang selalu ceria dan penuh tawa. Di antara siswa-siswa tersebut, ada empat sahabat: Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal. Mereka adalah remaja yang penuh semangat, meski memiliki kebiasaan unik: bersekolah tanpa pernah belajar.

Suatu pagi, saat pelajaran matematika berlangsung, mereka berkumpul di bawah pohon mangga yang rindang. "Eh, kalian dengar? Ada rumor kalau besok ada ujian!" kata Kobar dengan penuh semangat.

Kahar menjawab dengan santai, "Ujian? Ah, tenang saja! Kita kan sudah jago mengandalkan keberuntungan."

Badu tertawa. "Iya, bukankah kita sudah sekolah selama ini? Pasti bisa jawab beberapa pertanyaan. Yang penting, jangan lupa berdoa sebelum ujian."

Rijal mengangguk setuju. "Dan jangan lupa untuk bawa permen! Siapa tahu, bisa membantu kita lebih fokus---atau setidaknya, bikin kita senang saat ujian!"

Ketika bel berbunyi menandakan berakhirnya jam pelajaran, mereka kembali ke kelas. Ibu guru, Bu Rani, sedang mempersiapkan soal ujian. Dia terlihat serius, berbeda dengan suasana di luar kelas yang penuh canda tawa.

Di dalam kelas, ketika Bu Rani mengumumkan ujian, suasana menjadi tegang. "Baiklah, anak-anak! Siapkan buku kalian dan mari kita mulai ujian matematika!"

Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal berpandangan, tidak tahu harus bagaimana. Mereka tidak membawa buku, apalagi belajar untuk ujian. Namun, di tengah kebingungan itu, Kobar memiliki ide brilian. "Bagaimana kalau kita saling mencontek? Pasti ada satu atau dua jawaban yang benar."

Mereka pun mulai menyusun rencana. Kahar duduk di depan, Badu di sampingnya, dan Rijal di belakang. Kobar duduk di dekat jendela agar bisa melihat jawaban teman-temannya.

Saat ujian dimulai, Bu Rani mengawasi dengan ketat. Sementara itu, Kobar melihat Kahar yang terlihat sangat serius menulis. "Wah, Kahar pasti dapat banyak jawaban, ya!" pikir Kobar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun