Rijal dengan bijak berkomentar, "Tapi jika kita tidak belajar, bagaimana kita bisa mengubah masa depan kita? Kalian ingat apa yang Bu Rani katakan?"
Kobar menggaruk kepala. "Mungkin kita bisa cari cara belajar yang lebih menyenangkan. Misalnya, belajar sambil bermain."
Dengan semangat baru, mereka merancang rencana belajar yang unik. Mereka akan mengadakan permainan yang melibatkan pelajaran yang mereka pelajari. Misalnya, permainan tebak-tebakan tentang materi pelajaran dengan hadiah permen!
Keesokan harinya, mereka mulai belajar dengan cara baru. Dalam waktu singkat, mereka menyadari bahwa belajar tidak harus membosankan. Dengan bermain, mereka menjadi lebih memahami pelajaran yang diajarkan di sekolah.
Beberapa minggu kemudian, saat ujian berikutnya tiba, mereka sudah jauh lebih siap. Ketika Bu Rani mengumumkan hasil ujian, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal merasa percaya diri.
"Siapa sangka kita bisa dapat nilai yang lumayan baik!" teriak Badu gembira.
Kahar menambahkan, "Karena kita belajar dengan cara yang menyenangkan, kita jadi lebih ingat!"
Rijal tersenyum, "Sekolah bukan hanya tentang hadir dan mendapatkan nilai, tetapi tentang belajar dan tumbuh bersama."
Dengan semangat baru, keempat sahabat itu pun menyadari bahwa bersekolah itu bukan hanya sekadar kehadiran fisik, tetapi juga tentang bagaimana mereka bisa belajar dan memahami dunia. Dan di Desa Ceria, mereka pun menjadi contoh bagi teman-teman mereka untuk mengubah cara belajar menjadi lebih menyenangkan dan bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H