Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Balik Mata Waktu

1 September 2024   21:17 Diperbarui: 1 September 2024   21:19 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Istriku, kau adalah detak 

di dalam jam dinding 

yang tak pernah lelah berputar, 

menyusun hari demi hari 

seperti butiran pasir 

yang jatuh perlahan 

di tengah jam pasir, 

mengisi ruang di antara napas kita.

Di pagi buta, 

saat kabut masih menyelimuti bumi, 

kau adalah cahaya pertama 

yang menyentuh kulitku, 

hangat dan pasti, 

seperti selimut yang membungkus 

mimpi-mimpi 

dalam rasa aman yang tiada batas.

Aku melihatmu di antara 

kilau matahari senja, 

menari di atas awan merah muda, 

seperti kisah yang ditulis 

dengan tinta langit, 

memenuhi halaman kosong 

dalam hidup kita 

dengan warna yang tak pernah pudar.

Kau adalah sajak 

di dalam buku tua 

yang kutemukan di sudut perpustakaan, 

kata-kata yang mengalir 

seperti sungai kecil, 

menyegarkan setiap celah 

di hatiku yang kering.

Dalam tiap gelombang tawa, 

ada suara bintang 

yang terjatuh dari langit, 

mengisi malam-malam sunyi 

dengan cahaya tak kasat mata, 

menerangi jalan pulang 

di antara doa-doa kita 

yang terucap dalam senyap.

Kau adalah musim 

yang tak pernah kutahu 

aku rindukan, 

sebuah angin sejuk 

di tengah terik matahari, 

seperti nada rendah 

yang terdengar di tengah lagu, 

mengisi ruang kosong 

dengan kehadiranmu.

Saat mata kita bertemu, 

aku melihat perjalanan panjang 

di dalam iris hitammu, 

jalan yang pernah kita lalui, 

penuh kerikil dan bunga liar, 

seperti kanvas kosong 

yang kita lukis bersama 

dengan warna-warna keberanian.

Istriku, 

di antara kita 

ada rahasia lembut 

yang terjaga di dalam waktu, 

seperti pelukan terakhir 

yang tertinggal di udara, 

sebuah kisah cinta 

yang terus berlanjut 

di balik mata dunia, 

mengisi hidup ini 

dengan cerita yang tak pernah selesai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun