menerangi jalan pulangÂ
di antara doa-doa kitaÂ
yang terucap dalam senyap.
Kau adalah musimÂ
yang tak pernah kutahuÂ
aku rindukan,Â
sebuah angin sejukÂ
di tengah terik matahari,Â
seperti nada rendahÂ
yang terdengar di tengah lagu,Â
mengisi ruang kosongÂ
dengan kehadiranmu.
Saat mata kita bertemu,Â
aku melihat perjalanan panjangÂ
di dalam iris hitammu,Â
jalan yang pernah kita lalui,Â
penuh kerikil dan bunga liar,Â
seperti kanvas kosongÂ
yang kita lukis bersamaÂ
dengan warna-warna keberanian.
Istriku,Â
di antara kitaÂ
ada rahasia lembutÂ
yang terjaga di dalam waktu,Â
seperti pelukan terakhirÂ
yang tertinggal di udara,Â
sebuah kisah cintaÂ
yang terus berlanjutÂ
di balik mata dunia,Â
mengisi hidup iniÂ
dengan cerita yang tak pernah selesai.