"Lah, terus? Masalah banjir?"
"Nanti pada saatnya akan surut. Kalau sudah kemarau, tidak bakal ada yang meributkan banjir."
"... ??!!"
"Yang patut disalahkan, karena menjadi pihak paling bertanggung jawab dalam banjir, adalah itu .... Iya, pihak itu! Ia menumpahkan air melebihi daya tampung drainase existing. Dasar ekstremis yang tidak bisa menghitung kapasitas."
"Jadi?'
"Ayo kita tangkap! Masukkan bui agar ia tidak lagi menyebabkan banjir."
Demi mendengar pemimpin besar kota, para pejabat kota, aparat keamanan, satpol pp --warga kota tidak ikut-ikutan, mereka sibuk menghadapi banjir-- hendak mengeruduknya, maka hujan segera melarikan diri sejauh-jauhnya.
Meninggalkan kota dan mendung yang masih menggantung di langit. Selama pelariannya, hujan bertekad tidak menurunkan lagi air ke kota tersebut. Tidak akan!
Demikian, agar kota menjadi kering sekering-keringnya sehingga menyisakan kerontang selamanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI