Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Banjir Sengsarakan Warga

31 Januari 2025   08:05 Diperbarui: 31 Januari 2025   08:05 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir membuat sengsara warga.(KOMPAS.com/ SHINTA DWI AYU)

IA murung serupa mendung menggantung di langit dingin pada pagi ini. Murung, sebab banyak orang, terutama para pejabat kota, menyalahkannya sebagai penyebab banjir di beberapa kampung.

Hingga kini air menggenani permukiman warga, jalanan, taman-taman, dan banyak tempat di kota. Menerobos rumah-rumah warga menggenangi lantai, merendam televisi, sepeda motor, dan perabotan lainnya.

"Banjir akibat curah hujan ekstrem," kata pejabat kota yang berbicara di kantornya yang kering. Rumahnya juga terlindungi dari air.

"Banjir sebab kiriman air dari kota sebelah," ujar pejabat kota lainnya, yang malas membuat saluran lebih dalam untuk pembuangan air.

"Banjir lantaran warga membuang sampah sembarangan," tutur petinggi kota berbeda, yang terlambat mengeruk tumpukan sampah dan sedimentasi di sungai-sungai.

"Sudah, sudah, sudah! Jangan saling menyalahkan. Saluran-saluran pembuangan air kota tidak cukup menampung tumpahan dari hujan ekstrem," sabda pemimpin besar kota.

Pencari berita, warganet, dan orang awam berkerut kening, "Lho, kok tidak bikin drainase lebih dalam, lebih lebar, lebih panjang agar mampu menampung air hujan, sekalipun tumpahan dari hujan eksrem?"

"Tidak begitu, Ferguso! Ada banyak rencana-rencana rumit yang telah disampaikan dalam pidato-pidato, berdasarkan tumpukan peraturan daerah, peraturan menteri, peraturan presiden, Undang-Undang terkait penanganan banjir. Tahu normalisasi? Naturalisasi? Sumur Resapan?"

"Ya, tahu."

"Ya sudah, jangan berisik!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun