Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Buku Pelajaran IPA untuk SD Kelas 4

5 Desember 2024   07:08 Diperbarui: 5 Desember 2024   07:48 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sang bapak pun sibuk ke sana ke mari menaruh ember, panci, dan benda yang mampu menampung tetesan air.

Sudah lama ia berencana meremajakan rumah peninggalan yang sudah usang. Mengganti lantai semen dengan keramik. Mengubah dinding gedek dengan bata merah diplester dan dilabur berwarna cerah. Merombak penutup rumah agar tidak bocor lagi.

Tentu membutuhkan biaya tidak sedikit. Rukma sedang mengumpulkan uang dari bisnis baru yang sangat menjanjikan. Bukan dari bertani pun berladang, yang hasilnya menutup kebutuhan perut keluarga belaka.

Beberapa waktu lalu orang-orang berpakaian necis mengendarai mobil bagus mendatangi kantor desa, mengadakan pertemuan dengan perangkat setempat dan sejumlah warga yang dianggap sehat dan kuat, membicarakan tentang sebuah proyek hebat.

Orang-orang kota ingin mengajak warga terpilih sebagai tenaga kerja. Sedangkan aparat desa akan membantu melicinkan usaha.

"Demikianlah, sodara-sodara. Semua yang telah melancarkan proyek ini akan mendapatkan imbalan yang saya kira cukup. Tapi ..., nah ini penting. Penting agar kalian tidak bicara soal proyek kepada orang selain yang ada di sini. Paham!" Seseorang yang memegang cangklong dan bertopi lebar meyakinkan warga.

Deru mesin-mesin besar menumbangkan pepohonan. Batu-batu dan pasir dilindas kendaraan beroda besar tebuat dari besi. Semacam jalur angkut telah dibuat. Meskipun tanpa aspal, cukup kuat untuk dilindas kendaraan berat.

Rukma ikut bekerja sejak pekerjaan pembuatan jalan. Membersihkan lahan, merapikan lajur untuk pemasangan batu dan pasir.

Pekerjaan selanjutnya adalah menebang pohon-pohon berlingkaran besar. Tidak menggunakan golok miliknya, tetapi alat pemutar cincin besi saling berkaitan dalam kecepatan tinggi.

Awalnya, ia dilatih untuk mengoperasikan mesin pemecah keheningan hutan, lalu menjadi asisten dari penebang pohon yang sudah mahir, lama-lama Rukma cakap dan terampil menjalankannya.

Imbalan didapat melampaui penghasilan kotor daripada berjualan hasil bumi. Dengan cepat ia mampu memenuhi pundi-pundi di lemari rumahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun