Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Binar Mata yang Membuka Jendela Dunia

27 September 2024   06:04 Diperbarui: 27 September 2024   06:04 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Diri (dokumen pribadi)

"Ak ..., aku ..., aku baru kali ini membacanya."

"Maka, sering-seringlah engkau membuka jendela dunia sekalipun aku tak di sini," mata beningmu berbinar.

Dengan tetap merendahkan suara, kamu mengatakan bahwa novel itu isinya bagus dan menyarankan agar aku menuntaskan membaca.

Selesai melihat apa yang tertulis, kamu dan aku antusias berdiskusi tentang tokoh Lupus yang jenaka, juga mengenai isi buku yang telah kamu baca. Mataku menancap pada cara berbicara yang menunjukkan pengetahuan luas dan, tentu saja, wajahmu yang bercahaya.

Jujur saja, aku mengikuti ke tempat ini bukan lantaran hendak mencari bacaan. Bukan menelusuri rak-rak kayu untuk menemukan beragam buku, dari yang berisi pelajaran dan pengetahuan hingga yang berisi kisah fiksi.

Buku terpilih bisa dibawa pulang, jika menjadi anggota dan mencatatkannya pada petugas. Pastikan buku dikembalikan sebelum waktu pinjam berakhir. 

Atau, boleh membacanya di meja-meja yang telah disediakan. Berdiskusi dengan teman, asalkan jangan mengeluarkan suara terlalu keras yang dapat mengganggu pengunjung lainnya.

Bagi yang memerlukan suasana tenang untuk mendapatkan pengetahuan tanpa kekurangan bahan rujukan, tempat adem itu untuk memusatkan perhatian pada penyelesaian tugas-tugas.

Bagi sebagian penulis, ruang di dalam bangunan kokoh tersebut menjadi ruang membaca banyak hal, yang bisa saja menumbuhkan gagasan-gagasan cemerlang.

Jadi, ia menjadi semacam lembaga dengan beragam pengetahuan dan cerita yang tercetak dan tersusun secara logis agar mudah ditemukan. Dilengkapi dengan pedoman, rambu, kartu katalog, buku induk, dan sebagainya.

Aku datang ke sini bukan untuk membaca atau meminjam buku, melainkan semata-mata ingin berdekatan denganmu. Hatiku, bukan pikiranku, ingin menghampiri demi menyampaikan sesuatu yang sudah lama kupendam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun