Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pria yang Tak Takut Hantu

22 Agustus 2024   08:05 Diperbarui: 22 Agustus 2024   08:16 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto hutan berhantu oleh Pixabay dari pexels.com

Setelah dilarangnya tayangan hantu-hantuan, di banyak waktu luang Theo menajamkan kemampuan spiritual tersebut. Kian lama kian mahir, sehingga namanya dalam bidang perhantuan makin berkibar.

Tenar menanggulangi persoalan hantu, maka Theo berada di Turangi.

Ia diminta oleh administratur kebun sawit untuk memburu dan mengusir hantu yang kerap mengganggu warga sekitar. Mereka sangat meresahkan, membuat gaduh, dan menciptakan ketakutan bagi sebagian pihak.

Pada malam paling kelam, tiada satu bintang berani mengganggu kesungguhan Theo membaca mantra. Tak lama, pria itu menceramahi para hantu yang duduk di pepohonan. Tentu saja, orang biasa tidak bakal mampu melihat para hantu yang menunduk layu dan pucat pasi.

Dengan kemampuan mumpuni, berhasil mengendalikan para hantu yang sedang menunduk mendengarkan nasihat Theo secara saksama.

Tidak semua. Ada sebagian yang misuh-misuh kepanasan berkat bacaan membakar, lalu menyingkir dengan cepat dan terbang menuju langit.

Pada malam perburuan hantu, beberapa warga yang masih bangun menyaksikan hantu kabur. Di kejauhan tampak beberapa sosok berwarna biru terang berkelebat seolah melayang. Kemudian mereka mengangkasa.

Pencapaian yang makin membuat Theo tenar. Administratur melaporkan kemajuan secara rinci kepada Direktur di kantor pusat.

Direktur di kantor pusat memiliki pemikiran lain, "Undang ia ke sini. Dampingi!"

"Siap, pak Bos."

Meskipun dengan tiket mahal, admistratur membawa Theo naik pesawat paling pagi dari maskapai penerbangan terbagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun