Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sibuk Sesibuk-sibuknya Tidak Berbanding

26 Juli 2024   07:07 Diperbarui: 26 Juli 2024   07:21 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sibuk yang sesibuk-sibuknya, Foto oleh Pixabay dari Pexels

Kembali ke meja makan menghabiskan hidangan. Seruput kopi. Sibuk menyiapkan baju ganti, ambil handuk, pergi ke kamar mandi. Telanjang. Jebar-jebur.

Sekeluarnya, jam dinding mengatakan bahwa waktu santai hampir habis. Saatnya berangkat kerja.

Rudolfo berkemas. Sibuk. Sangat sibuk. Melupakan piring yang harus diletakkan di tempat cucian. Lupa menghabiskan kopi tubruk di meja. Ia harus berangkat ke kantor.

Lompat. Lari menuju garasi. Menunggang motor lalu mengarahkannya ke depan. Melupakan pintu tidak dikunci. Handel gas diputar habis. Mesin meraung.

Motor standing menyisakan karbon mono oksida. Meninggalkan suara dentaman. Melindas ayam. Bulu-bulu sayap tercerabut beterbangan ke udara. Unggas malang berlari ketakutan menerjang kucing-kucing sedang kawin.

Knalpot motor mengorkestrasi polemik meong-meong dengan petok-petok. Gaduh. Bikin sakit kepala. Bising pada pagi yang sangat sibuk di dalam gang.

Sekali lagi tetangga memaki, "diaaaampuuuut....!!!! (serapah gaya arek Malang).

Rudolfo tidak perduli. Mengabaikan kekacauan. Pikirannya hanya satu: jangan sampai telat masuk kantor.

Sepeda motor ngepot memasuki jalan besar. Mesin berteriak kepayahan. Putaran roda kian kencang. Makin kencang sehingga angin menerpa wajah dan rambut. Berkibar-kibar.

Rudolfo lupa mengenakan helm keselamatan, "ya sudahlahku, aku harus segera sampai. Persetan dengan semuanya!"

Setan yang sedang mengobarkan api neraka mengomel, "dasar setan alas! Gue kok disalahin?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun