Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Sudahlah Cukur Gratis, Dikasih Nasi Padang Pula!

6 Juli 2024   18:03 Diperbarui: 7 Juli 2024   05:56 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kira-kira 300 meter sebelum belokan menuju rumah, terlihat beberapa orang berjoget diiringi musik memekakkan telinga.

Menggunakan mikrofon, sebagian menyerukan sebuah ajakan kepada orang lewat, penumpang angkot, pengemudi sepeda motor, dan siapa pun yang kelihatan. Satu orang menawarkan hal sama kepada saya, yaitu cukur gratis.

Sebuah rumah kosong telah disewa untuk sekretariat pemenangan salah satu calon wali kota Bogor. 

Sebelumnya mantan pegawai KPK itu menjadi wakil Bima Arya periode 2019-2024.

Rupa-rupanya pria tamatan SMA swasta terkemuka di Kota Bogor tersebut mencoba peruntungan, sebagai wali Kota Hujan pada periode mendatang.

Satu cara penarik perhatian pemilih adalah mengadakan acara cukur gratis. 

Saya tertarik cukur gratis bukan karena ingin memilih. Juga bukan karena iming-iming gratis.

Beberapa hari ini saya memang berencana memendekkan rambut kepala. Belum sempat ke tukang pangkas rambut, ada tawaran cukur. Takada salahnya diterima.

Saya mendaftar. Dapat urutan nomor 28. Wih, banyak juga. Pasti lama.

Seseorang memastikan, giliran saya akan tiba setelah tiga orang selesai dicukur. Dua sedang duduk di kursi potong rambut. Satu di kursi panjang.

Menunggu giliran cukur gratis (dokumen pribadi)
Menunggu giliran cukur gratis (dokumen pribadi)

Baiklah. Itu tidak lama.

Dua pemotong rambut ternyata dari satu salon di Bogor. Pengantre yang potong rambut tidak hanya lelaki. Ibu-ibu dan anak-anak potong rambut sesuai model yang mereka kehendaki. Nyalon gratis.

Giliran saya tiba, pemotong rambut menanyakan tentang model potongan.

"Paling simpel, paling cepet, tidak pakai gaya. Cukur rata!"

Tidak perlu lama, cukur rambut sudah beres.

Sebelum beranjak pulang, satu panitia memberikan stiker gambar calon wali kota. Menjelang pintu gerbang keluar, satu orang lagi menyerahkan sebungkus nasi dan air mineral kemasan gelas.

Ealah, lumayan. Sudahlah cukur gratis, dikasih nasi Padang pula!

Pilih calon tersebut?

Tidaklah. Kendati saat ini tinggal di Kota Bogor, KTP saya beralamat di kota berbeda. Jika tidak beralamat di Kota Hujan, mana mungkin memilih wali Kota Bogor?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun