Kira-kira 300 meter sebelum belokan menuju rumah, terlihat beberapa orang berjoget diiringi musik memekakkan telinga.
Menggunakan mikrofon, sebagian menyerukan sebuah ajakan kepada orang lewat, penumpang angkot, pengemudi sepeda motor, dan siapa pun yang kelihatan. Satu orang menawarkan hal sama kepada saya, yaitu cukur gratis.
Sebuah rumah kosong telah disewa untuk sekretariat pemenangan salah satu calon wali kota Bogor.Â
Sebelumnya mantan pegawai KPK itu menjadi wakil Bima Arya periode 2019-2024.
Rupa-rupanya pria tamatan SMA swasta terkemuka di Kota Bogor tersebut mencoba peruntungan, sebagai wali Kota Hujan pada periode mendatang.
Satu cara penarik perhatian pemilih adalah mengadakan acara cukur gratis.Â
Saya tertarik cukur gratis bukan karena ingin memilih. Juga bukan karena iming-iming gratis.
Beberapa hari ini saya memang berencana memendekkan rambut kepala. Belum sempat ke tukang pangkas rambut, ada tawaran cukur. Takada salahnya diterima.
Saya mendaftar. Dapat urutan nomor 28. Wih, banyak juga. Pasti lama.
Seseorang memastikan, giliran saya akan tiba setelah tiga orang selesai dicukur. Dua sedang duduk di kursi potong rambut. Satu di kursi panjang.
Baiklah. Itu tidak lama.
Dua pemotong rambut ternyata dari satu salon di Bogor. Pengantre yang potong rambut tidak hanya lelaki. Ibu-ibu dan anak-anak potong rambut sesuai model yang mereka kehendaki. Nyalon gratis.
Giliran saya tiba, pemotong rambut menanyakan tentang model potongan.
"Paling simpel, paling cepet, tidak pakai gaya. Cukur rata!"
Tidak perlu lama, cukur rambut sudah beres.
Sebelum beranjak pulang, satu panitia memberikan stiker gambar calon wali kota. Menjelang pintu gerbang keluar, satu orang lagi menyerahkan sebungkus nasi dan air mineral kemasan gelas.
Ealah, lumayan. Sudahlah cukur gratis, dikasih nasi Padang pula!
Pilih calon tersebut?
Tidaklah. Kendati saat ini tinggal di Kota Bogor, KTP saya beralamat di kota berbeda. Jika tidak beralamat di Kota Hujan, mana mungkin memilih wali Kota Bogor?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H