Baiklah. Itu tidak lama.
Dua pemotong rambut ternyata dari satu salon di Bogor. Pengantre yang potong rambut tidak hanya lelaki. Ibu-ibu dan anak-anak potong rambut sesuai model yang mereka kehendaki. Nyalon gratis.
Giliran saya tiba, pemotong rambut menanyakan tentang model potongan.
"Paling simpel, paling cepet, tidak pakai gaya. Cukur rata!"
Tidak perlu lama, cukur rambut sudah beres.
Sebelum beranjak pulang, satu panitia memberikan stiker gambar calon wali kota. Menjelang pintu gerbang keluar, satu orang lagi menyerahkan sebungkus nasi dan air mineral kemasan gelas.
Ealah, lumayan. Sudahlah cukur gratis, dikasih nasi Padang pula!
Pilih calon tersebut?
Tidaklah. Kendati saat ini tinggal di Kota Bogor, KTP saya beralamat di kota berbeda. Jika tidak beralamat di Kota Hujan, mana mungkin memilih wali Kota Bogor?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H