Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sebuah Mimpi: Peredaran Ekstasi Lenyap dari Indonesia

14 Juni 2024   10:08 Diperbarui: 14 Juni 2024   10:42 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh dari Pixabay

Meskipun termasuk golongan obat terlarang, perdagangan gelap ekstasi tidaklah mudah dicegah. 

Mungkinkah peredaran ekstasi lenyap dari Indonesia?

Belum lama Mabes Polri membongkar pabrik skala rumahan di Medan, yang memproduksi ekstasi. Bahan pembuat diperoleh dari China melalu lokapasar (Kompas.id tanggal 13/6).

Baca juga: Gurame Saus Mangga

Pabrik ekstasi rumahan berkembang, lantaran bahan baku dan alat pembuatan yang kian mudah didapat.

Selain itu, pasarnya sangat menggiurkan. Perdagangannya berjaya. Dengan cara apa pun dengan harga berapa pun konsumennya akan mencari ekstasi di pasar gelap.

Terinformasi, saat ini harga ekstasi berkisar Rp300-500 ribu per butir. Dulu, tahun 1995-2000, satu pil ditukar dengan uang Rp100.000.

Sebetulnya apa sih ekstasi? Kenapa ia sangat diburu oleh "penggemarnya", sehingga peredaran dan pabrik ilegal ekstasi tumbuh subur? Selain itu, apa efek samping mengonsumsi ekstasi?

Mengutip situs American Addiction Center, ekstasi adalah obat sintetik ilegal bernama methylenedioxymethamphetamine (MDMA).

Populer pada tahun 1980-an di kalangan clubber (penikmat klub malam/diskotik), sebagai bahan peningkat energi dan rasa bahagia.

Efek ekstasi biasanya dirasakan 45 menit setelah mengonsumsinya dan berlangsung sekitar 3-6 jam.

Ekstasi menimbulkan efek stimulan menyenangkan dan halusinogen (perubahan persepsi terhadap realitas).

Sebaliknya, ia dapat melahirkan efek samping serius dan fatal bagi kesehatan penggunanya. Diperkirakan, ekstasi juga membuat kecanduan penggunanya.

Efek yang ditimbulkan pada fisik, mental, dan perilaku pemakainya meliputi:

  • Peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.
  • Peningkatan suhu tubuh.
  • Ketegangan otot.
  • Mual.
  • Merasa lemah.
  • Menggigil atau berkeringat.
  • Peningkatan energi.
  • Membendung rasa malu.
  • Perubahan persepsi sensorik.
  • Meningkatkan empati terhadap orang lain.
  • Ingin dekat secara fisik dengan orang lain.
  • Peningkatan suasana hati.
  • Peningkatan gairah seksual.

Sekalipun jarang terjadi peristiwa overdosis, penggunaan ekstasi menimbulkan peningkatan suhu tubuh (hipertermia).

Hal itu diperburuk dengan aktivitas berlebihan (pengguna ekstasi cenderung berjoget melewati batas mengikuti ketukan lagu), di ruang hangat seperti di klub atau diskotik yang penuh pengunjung.

Makanya kepada pelayan, pemakai ekstasi cenderung memesan air mineral, daripada minuman beralkohol.

Hipertemia menghasilkan ketidakseimbangan natrium, berpotensi membawa kepada keadaan gagal ginjal bahkan kematian akibat pembengkakan otak, terutama bagi wanita.

Potensi efek jangka panjang lainnya dari penggunaan ekstasi secara terus menerus adalah:

  • Libido rendah.
  • Gangguan tidur.
  • Sikap impulsif.
  • Kecemasan.
  • Kebingungan/masalah ingatan.
  • Depresi.
  • Bermasalah dengan konsentrasi.
  • Penyakit jantung.
  • Beberapa riset (memerlukan penelitian lebih lanjut) menunjukan, penggunaan ekstasi dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kerusakan kognitif dan memori secara permanen.

Alhasil, mengonsumsi ekstasi atau MDMA menimbulkan lebih banyak efek samping. Berbahaya bagi kesehatan hingga menimbulkan kematian.

Memakai ekstasi menghasilkan lebih banyak kerugian ketimbang manfaatnya.

Rasa-rasanya perlu upaya lebih intensif (sungguh-sungguh dan terus menerus) menggaungkan informasi tentang bahaya mengonsumsi ekstasi.

Memantik kesadaran sebanyak-banyaknya pihak, agar tidak "neken" atau meminum ekstasi dengan alasan apa pun.

Mudah-mudahan konsumen zat adiktif ilegal itu berkurang dan kian berkurang lalu susut, sehingga menyusut pula pihak yang memperdagangkannya.

Mengabaikan faktor lain, dengan itu peredaran ekstasi lenyap dari Bumi Pertiwi tercinta lantaran tiadanya konsumen .

Mimpi? Bisa iya, bisa tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun