Ekstasi menimbulkan efek stimulan menyenangkan dan halusinogen (perubahan persepsi terhadap realitas).
Sebaliknya, ia dapat melahirkan efek samping serius dan fatal bagi kesehatan penggunanya. Diperkirakan, ekstasi juga membuat kecanduan penggunanya.
Efek yang ditimbulkan pada fisik, mental, dan perilaku pemakainya meliputi:
- Peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.
- Peningkatan suhu tubuh.
- Ketegangan otot.
- Mual.
- Merasa lemah.
- Menggigil atau berkeringat.
- Peningkatan energi.
- Membendung rasa malu.
- Perubahan persepsi sensorik.
- Meningkatkan empati terhadap orang lain.
- Ingin dekat secara fisik dengan orang lain.
- Peningkatan suasana hati.
- Peningkatan gairah seksual.
Sekalipun jarang terjadi peristiwa overdosis, penggunaan ekstasi menimbulkan peningkatan suhu tubuh (hipertermia).
Hal itu diperburuk dengan aktivitas berlebihan (pengguna ekstasi cenderung berjoget melewati batas mengikuti ketukan lagu), di ruang hangat seperti di klub atau diskotik yang penuh pengunjung.
Makanya kepada pelayan, pemakai ekstasi cenderung memesan air mineral, daripada minuman beralkohol.
Hipertemia menghasilkan ketidakseimbangan natrium, berpotensi membawa kepada keadaan gagal ginjal bahkan kematian akibat pembengkakan otak, terutama bagi wanita.
Potensi efek jangka panjang lainnya dari penggunaan ekstasi secara terus menerus adalah:
- Libido rendah.
- Gangguan tidur.
- Sikap impulsif.
- Kecemasan.
- Kebingungan/masalah ingatan.
- Depresi.
- Bermasalah dengan konsentrasi.
- Penyakit jantung.
- Beberapa riset (memerlukan penelitian lebih lanjut) menunjukan, penggunaan ekstasi dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kerusakan kognitif dan memori secara permanen.
Alhasil, mengonsumsi ekstasi atau MDMA menimbulkan lebih banyak efek samping. Berbahaya bagi kesehatan hingga menimbulkan kematian.
Memakai ekstasi menghasilkan lebih banyak kerugian ketimbang manfaatnya.
Rasa-rasanya perlu upaya lebih intensif (sungguh-sungguh dan terus menerus) menggaungkan informasi tentang bahaya mengonsumsi ekstasi.