Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Membungkam Warga Cerewet

29 Mei 2024   14:07 Diperbarui: 29 Mei 2024   14:07 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar membungkam warga cerewet oleh Cdd20 dari Pixabay

Sontak warga pembaca berita berlaku cerewet lagi. Cerewet lega. Cerewet gembira. Namun kelegaan itu tidak berlangsung lama. Warga cerewet lagi dengan komentar pedas.

Berkata keras menanggapi aturan-aturan baru keluar, terkait hukum LTPH (Lembaga Tertinggi Penentu Hukum), pemotongan gaji warga bekerja, dan sebagainya.

Selain beberapa aturan memang menguntungkan keluarga kerajaan, para petinggi tidak mahir cara mengomunisasikan kepada umum pokok-pokok ketentuan terkandung dalam peraturan.

Maka cerewet demi cerewet dengan komentar pedas merambat ke segala arah. Membuat negara di sana gaduh tanpa dapat dicegah.

Kuping raja memerah. Berdarah. Menitik ke lantai. Mengalir membasahi tanah luar istana.

Ia mengumpulkan seluruh petinggi dan legislator kerajaan. Membahas persoalan hangat sedang terjadi. Rapat demi rapat akhirnya menelurkan sebuah rancangan peraturan. Disebut RPAMWC.

Dengan RPAMWC aparat kerajaan dapat menempelkan pita lebar berperekat pada mulut semua warga cerewet. Dengan itu diharapkan tidak ada lagi warga cerewet yang dapat membuat kuping raja berdarah.

Dengan RPAMWC warga negara di sana tidak lagi punya kebebasan mengekspresikan ketidaksetujuan, menyampaikan pendapat kritis, menggali satu kasus (korupsi, misalnya), dan bunyian semacamnya.

Demikian cerita tentang gonjang-ganjing di negara sana. Sekian dan terima kasih

Woy..., apa itu RPAMWC...???

Maaf, maaf, maaf...

RPAMWC adalah singkatan dari Rencana Penerbitan Aturan yang Membungkam Warga Cerewet.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun