Sebagai pemimpin tidak melulu menciptakan gagasan kreatif, tetapi menciptakan lingkungan di mana kreativitas tumbuh subur.
Mengakui keterkaitan pemikiran di tim. Manakala sudut pandang berbeda saling berbenturan, maka di situlah kreativitas berkembang.
6. Mampu Mengelola Ambiguitas
Ada saatnya di dalam pikiran bertentangan gagasan-gagasan yang sama pentingnya dalam urusan prioritas. Ketidakjelasan yang membawa pemimpin ibarat "navigating through a fog," sedang mengarahkan perahu membelah kabut.
Pemimpin sebaiknya berdamai dengan ambiguitas, memahami bahwa segala sesuatunya saling terhubung. Melihat kompleksitas dari beragam sudut pandang berbeda. Sesekali lakukan perenungan, misalnya dengan meditasi.
7. Memiliki Empati
Pemimpin seyogianya memahami, membangun kepercayaan, terhubung secara emosional, dan aktif terlibat dengan anggota tim.
Melalui pengembangan kecerdasan emosional dan kebiasaan berinteraksi, seorang pemimpin menjadi lebih peka dengan persoalan kompleks yang sedang dihadapi anggota. Juga membangun lingkungan kerja yang suportif dan penuh perhatian.
***
Membaca itu, saya baru mengerti bahwa selama memimpin -- tepatnya: mengepalai --- satu organisasi, saya tidak memiliki satu atau lebih kualitas penting sebagai pemimpin sukses tersebut di atas.
Satu misal saja. Situasi rumit nan sulit membuat saya putus asa, tanpa berusaha mempertahankan visi dan melakukan adaptasi. Bisa jadi zona nyaman telah memanjakan saya.
Maka menjadi pemimpin hebat, pemimpin yang sukses mengeluarkan organisasi dari himpitan tantangan, merupakan proses tiada henti untuk belajar dan tumbuh.
Kiranya tujuh, delapan menurut Linda Hill, kualitas penting di atas hendaknya dimiliki oleh pemimpin sukses.