Belakangan saya tidak terlalu terpaku, kaku menerapkan pantangan secara ketat.
Maka saya melakukan diet dengan cara yang asyik bagi saya, yang penting tidak berlebihan dalam mengonsumsinya.
Satu. Menghindari makanan digoreng. Bukan berarti menutup mata terhadap gorengan yang menggoda. Sesekali makan gorengan, kendati tidak setiap hari dan dalam jumlah berlebih.
Asal tahu diri saja, kalau kepingin ya makan satu atau dua potong. Jangan kalap! Lagian saya hidup dengan orang normal. Ada saja hidangan ikan atau tempe tahu goreng juga sayur dimasak tumis.
Dua. Sebanyak mungkin mengganti dengan makanan direbus dan dikukus, meski untuk itu mengorbankan rasa.
Tiga. Tidak makan daging merah dan hasil hewan (susu, telur) serta olahannya. Sesekali saja saya jajan bakso atau sarapan nasi hangat dengan telur ceplok dan kecap.
Empat. Memperbanyak konsumsi buah-buahan (bukan buah durian ya. Saya agak ngeri dengan kandungan gulanya). Buah murah tersedia di pasaran, seperti pepaya, pisang, mangga (kalau lagi musim).
Lima. Makan nasi dari beras merah sebagai sumber karbohidrat. Full, tidak dioplos dengan beras putih. Memang rasanya tidak seenak nasi putih, tapi bagaimana lagi?
Namun bila sedang jalan-jalan dan tidak menemukan nasi merah, ya apa boleh buat makan sedikit nasi putih dengan, misalnya, ikan pindang goreng dicocol sambal.
Enam. Tidak makan olahan terigu (roti, mi, kue) demi menjaga kadar trigliserida tidak meninggi.
Tujuh. Sebisa mungkin bergerak hingga berkeringat. Hampir setiap hari saya olahraga jalan kaki. Paling sedikit 3 ribu langkah.