Si Brewok menggunakan becak sebagai "gerobak" pembawa sayur. Cara cerdas memanfaatkan peranti yang ada menjadi sarana pendukung usaha.
Nantinya barang dagangan dibagi dua dengan adiknya. Mereka menjajakan dagangan keliling kampung. Juga memasok ke beberapa warung sayur milik tetangga.
"Alhamdulillah, setiap hari bawaan segini habis."
Dari pengalaman di atas saya menarik amatan sederhana. Pak Agil alias si Brewok melakukan hal sebagai berikut:
- Tidak meratapi sepinya penumpang ketika masih menarik becak, tapi mencari peluang usaha baru yang menjanjikan.
- Menciptakan usaha tanpa modal melalui kerja sama dengan pedagang grosir sayur. Secara tidak langsung ia menjadi reseller.
- Membangun kepercayaan sebagai modal utama berdagang.
- Antusias menjalankan usaha.
- Melayani pembeli dengan positif, sabar, dan cepat.
- Mengambil sedikit keuntungan, sehingga bisa menjual dengan harga murah.
Itu antara lain pelajaran yang dapat ditarik dari kegiatan usaha si Brewok, penarik becak yang beralih profesi menjadi tukang sayur.
Atau, para pembaca mau menambahkan?
Usai membeli sayur sesuai kebutuhan masing-masing, emak-emak ngacir pulang untuk segera mengolahnya.
Seseorang berseru dari kejauhan, "Kurang enam ribu. Besok ya!"
Si Brewok tersenyum, "gampaaaang..."