Tim pemenangan satu paslon memberikan amplop. Sepertinya berisi uang. Sebaiknya, diterima atau jangan?
Dua orang kompak menuju markas pemenangan satu paslon yang berada tidak jauh dari rumah, menyusul rombongan lain yang telah lebih dulu datang
Tersiar selentingan bahwa di sana ada pemeriksaan kesehatan gratis, serta pembagian sembako dan amplop. Mungkin hendak merebut hati undecided voter, pemilih yang sampai saat ini belum menentukan preferensi seperti halnya saya.
Penarik becak masuk dan menunggu antrean. Sementara satu orang lagi, seorang pekerja serabutan, kembali. Malu, katanya sehingga ia tidak mau turut.
Saya bilang, ngapain malu? Apa susahnya sih tinggal masuk, daftar, duduk menunggu panggilan, diperiksa, lalu terima bingkisan dan amplop.
Itu kesempatan lima tahun sekali. Pada masa sekarang menjelang pemilu 2024, para kandidat pasti berbuat baik kepada kita pemilik suara.
Mereka membutuhkan kita. Setelah tanggal 14 Februari 2024, jangan harap mereka bakal melirik.
Kata-kata saya tidak membuat si pemalu bergerak.
Satu jam kemudian, tukang becak datang membawa bingkisan nasi kotak dan bungkusan obat. Menurutnya, amplopan nanti dikirim via koordinator wilayah masing-masing.
Pekerja serabutan yang tidak ikut antrean menunjukkan raut wajah menyesal.