Bagaimana dengan air? Bagaimana dengan rutinitas membersihkan diri dan keperluan membuang hajat?
Mereka menggunakan kamar mandi/toilet umum yang berada di perkampungan jauh ke belakang.
Kalau malam-malam dingin mendadak kebelet pipis? Entahlah. Saya tidak sanggup menanyakannya.
Sedikit banyak muncul perasaan sentimental. Terpengaruh keadaan yang dihadapi oleh ibu dan anak tersebut.
Menganggap bahwa kehidupan mereka tidak mudah. Saya tidak bilang sulit, karena pada kenyataannya orang tua tunggal yang ditinggal mati oleh suaminya itu punya usaha, kendati berskala mikro.
Mereka pun tidak termasuk dalam kategori kelompok mengalami kemiskinan ekstrem.
Mungkin tidak termasuk dalam definisi United Nations 1996, bahwa kemiskinan ekstrem meliputi keadaan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar, seperti:
- Makanan.
- Air minum bersih.
- Sanitasi layak.
- Kesehatan.
- Tempat tinggal.
- Pendidikan, dan
- Akses informasi.
Mereka bisa makan, minum, cukup sehat, bisa menyewa tempat tinggal meski terbatas fasilitas. Anaknya bersekolah kelas 3 SD, kendati untuk pembiayaan dibantu oleh pihak mesjid setempat.
Dan pada kenyataannya mereka memiliki telepon genggam, untuk komunikasi dan sebagai sarana hiburan. Mungkin untuk mendapatkan informasi.
Saya mengetahui, penjual gorengan tersebut tidak dihitung sebagai penerima bansos. Tidak dicatat sebagai peserta program keluarga harapan (PKH).
RT atau RW setempat mendahulukan kerabatnya. Sebuah dugaan yang tidak sempat saya verifikasi kebenarannya. Keterangan itu santer terdengar dalam pembicaraan antar warga.