Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ternyata Setengah Porsi Baso Tasik Cukup untuk Makan Siang

11 September 2023   07:09 Diperbarui: 11 September 2023   08:24 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merasakan gurih atau tidaknya kuah bakso adalah dengan mencicipinya tanpa ditambah kecap, sambal, dan kondimen lainnya.

Sebelum berjalan terlalu jauh, Sabtu pagi lalu mampir ke Warung Umi. Ngandok (makan di tempat) pecel untuk sarapan dan minum obat.

Pecel versi Kota Bogor, yang juga disebut gado-gado atau lotek, merupakan gabungan sayur matang, kadang ditambah tahu, lontong, dan kerupuk, yang diaduk dengan bumbu ulek dari kacang, gula merah, cabai, air asam.

Tanpa lontong harganya cuma Rp10 ribu, tetapi Umi memberikan porsi ugal-ugalan. Sepiring pecel atau gado-gado atau lotek bisa dimakan untuk berdua. 

Berhubung punya kebiasaan makan sampai tuntas, saya menyantapnya pelan-pelan hingga habis.

Selanjutnya dengan membawa perut hampir meletus, berjalan kaki keluar masuk gang. Turun naik bantaran di sisi sungai Cipakancilan. Menuju Pasar Anyar Kota Bogor.

Melelahkan. Tangan dan sekujur tubuh berkeringat. Meskipun demikian, energi terkuras menempuh jarak 1,5kilometer tidak lantas membuat rasa kekenyangan hilang.

Di pasar tradisional. Setelah belanja makanan beku dan umbi-umbian sebagai pengganti nasi, terakhir membeli lauk jadi di Bu Koni. Penjual aneka sayur matang, gudeg dan krecek, semur jengkol, beragam masakan pepes, makanan keringan, dan sebagainya yang menempati satu bagian dari toko kelontong di dalam pasar.

Keluar dari pasar bergerak ke arah Alun-alun Kota Bogor, demi mencegat angkutan kota (angkot) yang melewati Jl. Suryakencana.

Pusat perdagangan itu disebut juga kawasan Pecinan. Di kiri kanan jalan berderet toko-toko. Di antaranya terselip hotel. Juga restoran, baik baru maupun yang sudah lama.

Umumnya tempat makan di sana menyediakan hidangan enak. Tidak mengherankan, Suryakencana merupakan salah satu tempat tujuan bagi pemburu kuliner.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun