Pengalaman pendek saya menjadi anggota koperasi menorehkan manfaat:
- Menyimpan sebagian penghasilan dengan ketentuan jumlah wajib dan sukarela.
- Meminjam dengan bunga relatif rendah dengan skema pengembalian secara angsuran.
- Memperoleh bagian dari keuntungan usaha.
Beberapa tahun terakhir saya tidak lagi berhubungan dengan koperasi.
Paling banter ketemu dan berbincang sekilas dengan pegawai koperasi, yang menawarkan pinjaman kepada warung kecil, penjual gorengan, tukang kopi, atau pelaku usaha ultra mikro sejenis.
Pinjaman itu demikian populer di kalangan pedagang kecil. Unit simpan pinjam dari Koperasi Serba Usaha tersebut menawarkan pinjaman dengan proses mudah, cepat, dengan pelunasan dicicil harian.
Beberapa tahun terakhir ada pesaing, yaitu pinjaman online. Proses peminjaman juga mudah, cepat, dan menyasar kelompok masyarakat:
- Unbanked (tidak dapat mengakses fasilitas bank),
- Unbankable (tidak memenuhi syarat kredit bank), dan
- Underbanked (memiliki akses layanan keuangan sederhana seperti tabungan, tetapi belum eligible untuk mendapatkan layanan kredit).
Artinya pinjol beririsan dengan koperasi simpan pinjam dalam segmentasi pasar. Juga memiliki kecepatan dan kemudahan proses serta fleksibilitas nilai pinjaman.
Meskipun demikian, umumnya wirausaha ultra mikro lebih nyaman meminjam dari koperasi.
Pedagang kecil di sekitar rumah akrab dengan petugas dari koperasi. Padahal jarak kantornya lumayan jauh (sekitar 15 km) dari wilayah kelurahan Ciwaringin Kota Bogor.
Kehadiran fisik ini merupakan satu keunggulan koperasi. Lagi pula jika ada kendala pembayaran, keterlambatan sampai batas tertentu bisa dibicarakan dari hati ke hati dengan petugas.
Bisa jadi keakraban tersebut berlangsung khusus di sekitar rumah saya. Entah di tempat lain.
Sepertinya para pemimjam di lokasi tersebut belum familier dengan tata cara pendekatan pinjol.