Dengan ditemani rintik akhirnya sampai juga di titik tujuan. Di bawah plang "Bengkel Motor Maksum" terletak gerai sederhana berisi sepeda motor sedang diperbaiki, peralatan teknik, dan beragam suku-cadang.
Seorang pria, Pak Maksum, sedang mengamati bagian dari motor. Setelah menyampaikan maksud dan tujuan, barulah beliau mengenali saya.
Tidak lama setelah pelaksanaan ibadah salat Jumat, anak dan pegawainya berangkat ke rumah untuk mengambil sepeda motor.
Selama menunggu, Pak Maksum dan saya berbincang tentang segala hal, termasuk kepindahannya ke lokasi sekarang.
Lima tahun lalu bengkel pindah, karena tempat semula akan diruntuhkan. Dibangun ulang menjadi ruko dengan harga sewa lebih tinggi.
Pak Maksum menempati lokasi di Pondok Bitung, satu tempat sedikit di luar Kota Bogor dengan jarak 7 km dari lokasi awal.
Dua tahun kemudian pindah lagi ke Warung Bandrek Gang Aut, kira-kira 1 km dari Empang. Kini bengkel kembali berada di dalam kota.
Selama lima tahun berpindah-pindah usaha bengkel mengalami jatuh bangun, terutama ketika berada di lokasi jauh dari pusat Kota Bogor.
Menurut Pak Maksum, ia bertahan hidup dengan penghasilan dobel gardan. Hah? Apa maksudnya? Emangnya kehidupan kayak mobil off-road segala medan?
Usaha Bengkel
Sejak lama Pak Maksum berusaha di bidang bengkel pemeliharaan dan perbaikan sepeda motor. Sebetulnya ia bisa saja menangani aneka macam motor, namun orang lebih mengenalnya sebagai bengkel motor jadul.
Tidak semua bengkel modern mau dan mampu menangani sepeda motor buatan tahun lawas (di bawah tahun 1990-an).