Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Peluang Usaha bagi Mereka yang Mau dan Punya Nyali

30 Mei 2023   09:08 Diperbarui: 31 Mei 2023   12:01 1121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar berdagang jambu kristal di atas bak terbuka (dokumen pribadi)

Tampaknya laris. Satu per satu pengendara sepeda motor dan mobil berhenti, membeli rata-rata dua kilogram. Kurang dari satu jam saya menghitung ada 10-12 pembeli.

Saat jeda, penjual jambu kristal yang bernama Danny ikut ngopi di sebelah saya, taklupa membawa sebuah jambu kristal. Ah, barangkali ia melihat wajah saya yang ngiler, tapi tidak membeli.

Gambar berdagang jambu kristal di atas bak terbuka (dokumen pribadi)
Gambar berdagang jambu kristal di atas bak terbuka (dokumen pribadi)

Seruput kopi. Berbual-bual. Makan potongan jambu kristal. Nikmat betul!

Jambu kristal (Psidium guajava) seukuran rata-rata jambu biji. Kulit berwarna hijau muda. Daging buah putih berbiji sedikit. Renyah, garing ketika digigit. Rasanya pun manis.

Pedagang rujak buah bumbu ulek kadang menggunakan jambu kristal sebagai salah satu isian, menggantikan jambu Bangkok.

Omong punya omong, dari usaha sewa mobil angkutan, Danny beralih ke usaha penjualan jambu kristal. Memanfaatkan mobil bak terbuka sebagai gerai dan ruang pamer.

Ia mengambil barang dagangan dari bandar di Kebumen.

Bukan berarti mengambil sendiri di kabupaten yang terletak di bagian selatan Jawa Tengah. Jambu kristal dari Kota Lawet (walet) dikirim melalui bus AKAP Kebumen -- Bogor, yang mengakhiri perjalanan di Terminal Bubulak Bogor.

Koneksitas membuat Danny memiliki akses untuk memesan jambu kristal hasil perkebunan Kebumen, lalu menjualnya di Bogor.

"Cuma memindahkan barang dari Kebumen ke Bogor. Ditambah ongkos dan keuntungan, jadilah harga jual," kata Danny seraya menunjuk ke spanduk terpasang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun