Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kebijakan Pukul 5 Pagi

8 Maret 2023   07:06 Diperbarui: 8 Maret 2023   07:33 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini bukan ihwal bunga pukul 4, tetapi soal kebijakan pukul 5 yang mengikat semua orang. Ada sanksi keras terhadap tiap pembangkangan.

Maka, wajah-wajah itu pun memucat. Melihat bos mereka pergi ke belakang. Setelahnya, seperti biasa, Gupenur mengeluarkan kebijakan aneh.

Sebentar. Sebentar. Sebelum terlalu jauh, ada baiknya mengetahui batasan-batasan, agar tidak merambat ke kode nomor kendaraan Kediri. Ah...

"Belakang" merupakan suatu penghalusan dari tempat lembap yang dimaksudkan untuk membuang limbah.

Buangan ringan bersifat cair merupakan hasil penyaringan ginjal.

Partikel padat lebih berat adalah ampas telah diisap saripatinya. Berbentuk padat lembek, dengan bobot kira-kira dua setengah hingga lima ons.

Membiarkan mereka hanyut atau menenggelamkan bisa dilakukan secara sendiri-sendiri, maupun dalam keadaan nyaris berbarengan.

Baik. Selanjutnya. Gupenur adalah nama seseorang. Bisa jadi, waktu itu orangtuanya mendoakan putranya agar menjadi pemimpin provinsi. Namun berhubung mereka meleset melafalkan kata "gubernur", maka pada akta kelahiran sang anak tertera "Gupenur".

Kelak keinginan luhur sepuh tercapai. Tidak mengepalai suatu wilayah, tetapi Gupenur menjadi direktur sebuah perusahaan berkembang pesat. Entitas usaha dengan beberapa cabang dan banyak anak buah.

Sedikit banyak Gupenur berhasil memakmurkan perusahaan berikut pegawainya. Namun ada satu kebiasaan buruk yang dilakukan berulang-ulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun