Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kontrol Konsumsi Penganan Manis agar Anak Tetap Sehat

10 Februari 2023   20:58 Diperbarui: 10 Februari 2023   20:58 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beragam penganan berbalut cokelat (dokumen pribadi) 

Dari dulu anak-anak menyukai penganan mengandung gula. Kini muncul kekhawatiran. Kembang gula, camilan berselaput cokelat, dan minuman manis kian mudah dijangkau.

Anak-anak SD Kota Malang tahun 1970-an mestinya pernah menjajal jajanan ini.

Tebu kupas untuk bahan gula dipotong kira-kira 7 sentimeter, lalu ditusuk biting bambu bercabang-cabang. Juga, satu lembar roti tawar dikucuri cairan gula berwarna merah cerah mencetak pola tertentu. Atau gulali dengan bentuk menarik. Jangan lupakan, es batu diserut lalu disiram sirop frambozen.

Mungkin masih ada jenis penganan manis lainnya. Saya agak kesulitan mengingatnya.

Namun saya percaya, ragamnya tidak sebanyak makanan manis pada zaman kini. Anak sekarang punya banyak pilihan, selain cukup uang jajan.

Bila saya ke warung kelontong di sekitar rumah, pada bagian paling depan dipajang stoples isi aneka kembang gula. Di atas etalase terletak berjenis-jenis penganan manis, dari wafer hingga stik berselaput cokelat. Mudah diraih.

Beragam penganan berbalut cokelat (dokumen pribadi) 
Beragam penganan berbalut cokelat (dokumen pribadi) 

Belum lagi bermacam minuman manis di lemari pendingin. Ditambah pula bubuk jus dalam kemasan saset.

Harganya pun berada dalam jangkauan uang jajan anak-anak. Makanan minuman manis menjadi buruan favorit. 

Sebuah penelitian tahun 2018 mengatakan, dua pertiga anak berusia 5-19 tahun dalam sehari menyeruput satu atau lebih minuman manis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun