Juga belajar dari artikel penulis lain. Bukan berarti meniru gaya bertuturnya. Berat sekalee! Saya hanya mempelajari bangunan cara penyampaiannya agar enak dibaca.
Menurut hemat saya, karya tulis disajikan untuk pembaca. Akan lebih baik lagi jika bermanfaat dengan menghadirkan pandangan tidak biasa, baru, menyegarkan, menyenangkan, atau menghibur bagi pembaca.
Sejatinya saya bukan penulis, tapi percaya bahwa ketajaman pena harus terus diasah. Menulis dan menulis menjadi kegiatan mengasyikkan.
Sempat grogi ketika memperoleh komentar berlawanan dengan keinginan hati. Lemes. Gerah yang membuat geram memperoleh sangkalan. Sejenak saya berhenti menulis. Namun lama-lama terbersit pikiran, buat apa kesal lalu putus asa?
Toh Kompasiana adalah blog keroyokan, di mana berkumpul berbagai macam karakter. Ada saja pihak berbeda dengan cara berpikir kita. Keadaan itu kemudian saya terima dengan lapang dada. Kembali menulis dengan lebih berhati-hati dalam penyampaian.
Semangat menulis untuk Kompasiana sempat juga tersendat, lantaran beberapa kali terbit surat peringatan dari admin. Melanggar S&K Kompasiana, baik konten maupun gambar ilustrasi.
Jalan keluarnya, saya membaca dengan saksama aturan main yang mestinya telah disepakati Kompasianer. Pemahaman yang kemudian membuat saya lebih berhati-hati bila mengutip sebagian tulisan orang lain, maupun karya sendiri yang pernah ditayangkan.
Dengan itu, setiap hendak menerbitkan artikel, terlebih dahulu memeriksakannya melalui alat cek plagiarisme. Di Google tersedia beragam alat pendeteksi. Jangan dibuat susah.
Waktu mempelajari S&K, tidak sengaja membuka laman FAQ. Berisi tentang kisi-kisi agar karya tulis memperoleh label pilihan dan diangkat sebagai Artikel Utama (Headline). Berikutnya, gambaran tersebut menjadi rambu-rambu.
Mendapatkan pengalaman manis ketika artikel mendapatkan label pilihan. Dada lebih mengembang saat karya tulis dipilih menjadi Headline. Puncak kegembiraan tatkala akun memperoleh verifikasi biru.
Akhirul Kata
Baru tiga tahun terakhir saya benar-benar terjun dalam kegiatan menulis. Sampai dengan diary ini ditulis, saya menayangkan lebih dari 800 artikel. Jumlah yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Ternyata bisa juga ya?