Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Cermati Ini sebelum Mengubah Konsep dalam Bisnis Kuliner

6 Oktober 2022   05:56 Diperbarui: 6 Oktober 2022   18:02 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cafe & bar oleh Lucenjot10 dari pixabay.com

Mengubah konsep dari rumah makan menjadi club memerlukan perombakan tidak sedikit:

  • Merenovasi interior. Ubin keramik ditutup dengan parket (laminasi lantai kayu) dan sebagian dilapis karpet.
  • Mengganti meja kursi dengan yang lebih artistik. Ditambah sofa di sekitar dinding kaca menghadap lobi.
  • Membenahi lighting system.
  • Menambah peralatan tata suara profesional.
  • Menambah meja dan perlengkapan bar.
  • Penambahan izin bar dan musik hidup.
  • Penyesuaian menu dan pastinya harga jual.

Sedangkan peralatan dan bagian dapur tidak mengalami perubahan. Dianggap masih memadai.

Tentu saja perubahan konsep diikuti dengan kegiatan pemasaran yang lebih agresif.

Rencananya, usaha kuliner itu tetap menjual produk pada sesi makan siang. Ditambah menjual atmosfer malam kepada pengunjung dengan segmentasi berbeda.

Namun dalam perkembangannya, pasar yang sudah terbentuk mulai susut. Kemungkinan besar timbul kesan di kalangan pelanggan yang makan siang: dari tempat makan untuk sasaran pegawai kantoran, menjadi kafe dengan harga makanan minuman mahal.

Padahal sesungguhnya harga menu makan siang tidak banyak berubah dengan kualitas lebih baik.

Untuk malam memang harga produk jauh lebih mahal, demi membiayai pengisi acara musik, pembengkakan biaya listrik, penambahan pegawai, dan seterusnya.

Pengunjung restoran di malam hari pada awalnya cukup banyak. Namun lama-kelamaan tidak sesuai target telah ditentukan.

Singkatnya, penjualan pada waktu siang dan malam pada akhirnya tidak mampu menyokong peningkatan beban usaha.

Satu perubahan konsep bisnis kuliner, dari rumah makan murni menjadi usaha kuliner dengan bobot lebih banyak ke usaha hiburan malam, menghadirkan kerugian. Akhirnya usaha kuliner itu secara berturut-turut mengalami kesulitan keuangan. Dijual merupakan satu jalan keluar.

Hasil pengambilalihan oleh pihak ketiga hanya cukup untuk menutup ongkos-ongkos, utang kepada pemasok, dan membayar biaya pesangon pegawai (seluruh karyawan di-PHK sebelum beralih ke pemilik baru). Tidak ada bagian untuk pengembalian modal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun