Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Niatnya Menembus Jendela Dunia, Ternyata Zonk

30 September 2022   19:59 Diperbarui: 30 September 2022   20:00 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satu aliran air yang jernih. Untuk keperluan rumah tangga dialirkan melalui pipa PVC (dokumen pribadi)

Tarik napas sejenak. Berdoa. Tekadkan hati untuk maju terus pantang mundur apa pun yang terjadi. Paling-paling kalaupun jatuh mesti pulang ke rumah sakit atau tempat pemakaman umum.

Menuruni anak tangga dengan sangat hati-hati. Berujung di rumah-rumah warga dengan pipa mengalirkan air jernih, berasal dari resapan sungai jauh di atas. Gratis. Tidak ada sambungan pipa PDAM.

Satu aliran air yang jernih. Untuk keperluan rumah tangga dialirkan melalui pipa PVC (dokumen pribadi)
Satu aliran air yang jernih. Untuk keperluan rumah tangga dialirkan melalui pipa PVC (dokumen pribadi)

Setelah tikungan terakhir, melewati jalan berliku penuh debu menjemput rindu (ah, lebay), sampailah ke gang lebih lapang. Cukup longgar untuk lebar mobil.

Satu rumah menarik perhatian. Rumah gaya dahulu kala dengan sepertiga bagian dari dinding bawahnya terbuat dari papan. Bagian atas adalah dinding anyaman bambu diserut tipis (bilik, gedek) yang dilabur dengan kapur. Topian merupakan konstruksi kayu dengan atap seng gelombang ditopang struktur besi yang artistik.

Rumah lawas yang masih asri (dokumen pribadi)
Rumah lawas yang masih asri (dokumen pribadi)

Cakep banget! Asri. Masih orisinal, kendati terdapat beberapa bagian atap sudah lapuk. Cukup lama saya berada di depan rumah itu. Terpesona.

Bergerak selangkah lagi, maka tibalah pada tembok dengan lukisan pagar besi, yang diapit oleh gambar penjaga khas kerajaan Inggris (mungkin ya, karena saya belum pernah sampai Inggris). Maju ke depan, menjumpai pintu kayu gaya Jepang.

Gambar di tembok, penjaga mengapit pagar besi (dokumen pribadi)
Gambar di tembok, penjaga mengapit pagar besi (dokumen pribadi)

Pintu kayu menempel pada sisi tembok lainnya (dokumen pribadi)
Pintu kayu menempel pada sisi tembok lainnya (dokumen pribadi)

Oh ya, masih ada tulisan tangan "jendela dunia" ditandatangani oleh Walikota Bogor, Bima Arya. Juga tulisan tangan wakilnya, Dedi Rachim. Pesan-pesan itu menempel pada pigura kayu bertanggal 7 Maret 2019. Saat kampung tematik sedang ramai-ramainya dikunjungi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun