"Lucu. Peliharaan siapa?"
"Apa? Siapa?"
Wajah wanita penjual tiket menampakkan keheranan. Ia memandang ruang kosong dengan ribuan huruf hasil cetakan digital menempel pada dindingnya.
"Ergh..., itu ku.... Ah, sudahlah!"
Bayang-bayang pemandu putih sepertinya masih duduk di ubin kuno abu-abu tua mengkilap. Tersenyum kepadaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!