Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Bisnis Boleh Sama, tapi Tidak Bisa Diduplikasi Begitu Saja

24 Agustus 2022   07:07 Diperbarui: 24 Agustus 2022   13:09 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mulai dengan menghitung segala kemungkinan demi meraih keuntungan. Kerennya, merakit proyeksi keuangan jangka setahun. 

Lalu mengisi kios dengan kompor, tabung gas, peralatan memasak, kopi dan minuman saset beragam merek, mi instan, dan sebagainya. Dan merekrut adik laki-laki dari ART di rumah.

Bukankah kita mesti serius, kendati menjalankan usaha kecil?

Ilustrasi warung kecil kebutuhan sehari-hari (dokumen pribadi)
Ilustrasi warung kecil kebutuhan sehari-hari (dokumen pribadi)

Untuk tiga atau empat bulan pertama saya masih merogoh kantong untuk menutup kekurangan biaya operasional (sewa tempat, gaji, belanja modal). Setelah itu tangan berhenti membuka dompet.

Sedikit demi sedikit usaha warung kopi menampakkan hasil. Tiga bulan beroperasi, warung mencapai titik impas. Poin di mana memperoleh nol keuntungan atau tidak mengalami kerugian.

Bulan-bulan berikutnya adalah menarik laba. Warung ramai pembeli, ditandai oleh persediaan yang habis atau menipis pada akhir hari. Beberapa kiat diterapkan berpengaruh terhadap kinerja usaha:

  • Memenuhi kebutuhan pelanggan warnet, dari mulai jajanan anak, kopi seduh, rokok, mi instan (jual mentah dan matang), hingga gorengan (tempe, bakwan, risoles).
  • Merespons kebutuhan penghuni kontrakan, seperti bumbu saset, pasta gigi ukuran kecil, sabun cuci kemasan kecil.
  • Menyediakan jasa upload dalam tender. Saat itu banyak teman yang pemborong gaptek, tidak mampu menyusun dan menayangkan dokumen penawaran untuk lelang. Maklum, e-procurement baru dikenalkan.
  • Para pemborong menunggu di warung sambil jajan. Saya dan teman-teman yang mahir administrasi mengunggah dokumen lelang.
  • Menyediakan satu menu unik sebagai daya tarik pembeli, misalnya minuman bandrek yang tidak tersedia di warung sekitar.

Demikian langkah-langkah yang saya lakukan demi menyiasati lokasi kurang menguntungkan untuk membuka warung. 

Namun bukan itu yang menjadi ulasan dalam artikel ini.

***

Setelah sembilan bulan beroperasi, pemilik kontrakan menginformasikan: bulan depan agar saya berkemas-kemas dan mencari tempat lain. Ia akan merenovasi warung menjadi tempat kontrakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun