Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tumbal Pesugihan

27 Mei 2022   06:05 Diperbarui: 27 Mei 2022   06:09 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jangan mengguncangnya dengan sengaja! Ranting atau buah Dewandaru harus jatuh dengan alamiah."

Bagaskoro dan Dhananjaya memandang Pak Tua dengan takjub, "benarkah ini semua?"

"Juga jangan sekali-kali memintas hutan larangan. Bisa bernasib sial. Kecuali...."

Dua sahabat itu menahan keingintahuan yang ganjil pada paras mereka.

Pak Tua memandang tajam wajah kedua anak muda, berharap ada kesungguhan hati.

"Kalian, atau satu dari kalian mampu memberikan sajian kepada penunggu gaib."

"...???!?"

"Ya, tumbal pesugihan..."

Pagi Senin Pahing dua sahabat berangkat. Membawa bekal seadanya. Berupa potongan kelapa dan gula merah sebagai sumber tenaga penahan lapar.

Berjalan kaki menyusuri lintasan setapak, jalur menanjak, dan semak belukar, sampai tiba di sebuah persimpangan jalan.

Belok kanan adalah jalan singkat menuju pesugihan melalui hutan larangan. Lurus merupakan jalur biasa, memutar dengan jarak lebih panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun