Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tumbal Pesugihan

27 Mei 2022   06:05 Diperbarui: 27 Mei 2022   06:09 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan sekali-kali memintas hutan larangan. Bisa bernasib sial! Kecuali kalian mampu memberikan sajian kepada penunggu. Tumbal pesugihan!

Napas tersekat. Bola mata melekat. Huruf-huruf pada panel tertinggi sebuah gedung mentereng mengingatkan kepada perselisihan dengan sahabat karibnya.

Sekitar dua puluh tahun lalu cerita bermula dari sebuah persimpangan jalan pemicu pertengkaran.

"Jangan lewat situ!"

"Ini lebih singkat!"

"Ingat! Pak Tua mewanti-wanti agar tidak menerobos hutan larangan."

"Aku ingin lekas tiba."

"Terserah kau lah..."

Memutuskan perselisihan dengan cara berbeda. Bagaskoro meneruskan perjalanan sesuai arahan. Dhananjaya menembus celah di antara belukar yang merupakan satu pilihan jalan menuju pesugihan. Memintas hutan larangan.

Tujuan mereka sama: mencari pesugihan di bawah pohon Dewandaru.

Kedua orang bersahabat itu demikian habis ikhtiar dalam upaya uang secara ajek, juga dalam jumlah patut, baik dengan cara bekerja maupun berusaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun