Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Meneladani Sifat Rasulullah dalam Berbisnis

13 April 2022   16:56 Diperbarui: 13 April 2022   17:00 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perkembangan selanjutnya, perusahaan saya telah melengkapi dokumen perizinan untuk bidang pekerjaan jasa konstruksi. Kemudian merambah ke perolehan proyek fisik atau konstruksi, selain masih tetap menjalankan usaha pengadaan barang.

"Permainan" di bidang konstruksi pada lingkungan Pemda itu lebih rumit. Agar memperoleh proyek, harus melalui proses pendekatan dan menjamu pejabat-pejabat pengadaan.

Setelah memperoleh proyek, masih ada berbagai pihak yang mesti diberi "amplop" agar pekerjaan lancar. Butuh banyak biaya tak tercatat alias biaya siluman.

Dengan demikian, saya terjun di bisnis pengelolaan proyek-proyek Pemda, di mana terdapat biaya-biaya yang tidak dapat diakui sebagai biaya resmi dalam laporan pajak. Ya! Biaya yang merupakan ongkos mendapatkan proyek, suap, dan gratifikasi.

Apabila tidak cerdik menyiasati, maka potensi kerugian membayang. Bagaimana menyiasatinya?

Spesifikasi sesuai dokumen dikurangi, terutama pada bagian-bagian yang "tak terlihat" atau bagian yang ditanam. Umpama: mengurangi kedalaman galian; mengganti ukuran diameter besi atau mengurangi jumlah besi yang dicor; dan sebagainya.

Namun semuanya ada perhitungan toleransi, agar bangunan tidak rusak dalam waktu dekat. "Mainnya" tidak kasar.

Triknya? Rahasia. Jangan sampai artikel ini menjadi pelajaran cara mengurangi kualitas dan kuantitas bangunan pemerintah.

Dengan kata lain, dalam bisnis di atas saya gagal mewujudkan wejangan kawan agar meneladani sifat Rasulullah.

Mungkin ada yang bilang, bisnis sekarang kan berbeda dengan perdagangan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad?

Betul. Bentuk, skala, maupun sifat usaha bisa berbeda, tetapi tata cara menjalankannya tidak ada perbedaan: Sidiq, Amanah, Tabligh, dan Fathonah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun