Dengan menggunakan sepeda motor tua, Honda GL 100, ia berkeliling ke proyek di sekitar Cibinong. Menjajakan makanan jadi kepada pekerja proyek.
Pria ramah itu harus mengetahui kapan jadwal proyek akan berakhir, sehingga ia bisa memperhitungkan waktu penagihan.
Pernah ditinggal kabur?
"Pernah. Gak apa-apa, anggap saja sedekah."
Selanjutnya, ia meyakini bahwa umumnya para tukang merupakan orang sederhana. Tidak ingin meninggalkan beban kepada orang lain. Biasanya yang berlaku "nakal" justru mandor yang dipercaya memegang gaji satu tim pekerja.
Oleh karena itu, penjaja makanan itu mencatat nama orang per orang dari para pekerja. Selanjutnya ia lebih mengenal pekerja secara personal.
Penjaja makanan jadi di atas berkeliling ke lokasi proyek-proyek diketahuinya, dari pagi buta hingga senja.
Pelajaran yang dapat ditarik, selalu ada celah untuk memperoleh rezeki halal bagi mereka yang tekun berusaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H