Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mi Ayam Kampung Asli, Harga Tinggi Rasa Enak Sekali

3 Januari 2022   05:57 Diperbarui: 3 Januari 2022   05:58 13122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mi Ayam Kampung Asli, Kaldu Ayam, sambal rawit, dan sambal khas (dokumen pribadi).

Hanya ada dua penilaian tentang makanan: enak dan enak sekali. Mi ayam kampung yang saya santap terasa enak sekali. Berbeda dengan biasanya.

Berharap hari pertama tahun 2022 dapat menikmati suasana sepi, saya berjalan-jalan pagi. Jalanan memang lebih lengang. Toko-toko dan warung-warung tutup.

Tidak semua. Ada satu dua pedagang jajanan untuk sarapan, toko, dan warung kopi yang tetap buka. Saya berhenti di sebuah warung kopi samping kantor KOREM 061/Surya Kencana Kota Bogor, demi mengistirahatkan tubuh lelah.

Sebotol tanggung air mineral, secangkir cappucino saset, serta goreng tahu isi dan tempe menemani saya bersantai, sambil memandang beberapa pria --sepertinya tentara---bermain tenis. Kemudian percakapan serdadu berbaju loreng berwajah gahar membuat bibir saya sedikit mengembang. Mereka berkelakar dengan sesama.

Tiba waktu untuk meneruskan pengelanaan. Di tengah perjalanan, mata terperangkap pada spanduk merah berukuran besar bertuliskan: "Mi Ayam Kampung". Rasa penasaran menyeret kaki masuk ke tempat tersebut.

Spanduk merah Mi Ayam Kampung (dokumen pribadi)
Spanduk merah Mi Ayam Kampung (dokumen pribadi)

Di dalam ruangan mirip garasi terlihat enam set meja kursi berkualitas baik. Di depan terletak bukan gerobak seperti biasa, tapi bufet, rak bersekat untuk kompor biasa, dan dudukan kompor tekanan tinggi. Kesemuanya terbuat dari stainless steel.

Display stainless steel, kompor, dan kuali Mi Ayam Kampung (dokumen pribadi)
Display stainless steel, kompor, dan kuali Mi Ayam Kampung (dokumen pribadi)

Biasanya perlengkapan tersebut digunakan untuk restoran besar. Terlalu mahal untuk sekadar berjualan mi ayam.

Saya melihat daftar menu ditawarkan. Lembaran merah di-laminasi itu menarik perhatian saya. Rupa-rupanya pengelola rumah makan mi ayam kampung ini memahami pentingnya daftar harga makanan.

Baca juga: Pentingnya Daftar Harga Makanan, Jangan Sampai seperti Warung Tengkleng Ini

Alamak! Harganya maut. Rata-rata seporsi berharga lebih dari dua kali lipat dari mi ayam umumnya. Setengah porsi saja masih lebih mahal daripada mi ayam gerobak.

Daftar Menu dan Harga Mi Ayam Kampung (dokumen pribadi)
Daftar Menu dan Harga Mi Ayam Kampung (dokumen pribadi)

Baiklah. Saya paham, hidangan berbahan dasar ayam kampung memang cenderung berharga tinggi. Maka saya memesan setengah porsi mi ayam kampung.

Pak Iyus, penjual, mengaku bahwa gerai penjualan mi ayam kampung baru beroperasi sebulan terakhir. Sebelumnya pria tersebut menjalankan usaha kuliner di kantin beberapa sekolah. Namun bencana pandemi berkepanjangan telah memorak-porandakan usahanya.

Tidak meleset dugaan. Ternyata penjual itu berpengalaman menjalankan bisnis kuliner.

Olahan ayam, bumbu, dan sambal khas merupakan racikan dari istrinya. Sedangkan bahan mi dipasok dari tempat lain. Ketika dicemplungkan ke kuali, tampak kualitas mi cukup bagus. Warnanya tidak terlalu kuning dan berdiameter kecil. Mutu mi akan menentukan rasa keseluruhan mi ayam disajikan. 

Kita buktikan saat disantap nanti.

Hidangan terdiri dari dua mangkuk ukuran biasa. Satu berisi kaldu bening, sedikit potongan daging ayam, daun sawi (caisim), dan irisan daun bawang. Satu mangkuk lain memuat mi rebus, potongan ayam kampung dipotong memanjang selebar jari tangan, sawi, daun bawang.

Terpisah, disajikan dua macam sambal. Yang pertama adalah sambal rawit, menyesuaikan dengan lidah orang Bogor. Kedua, sambal bawang dan cabai yang digerus amat halus merupakan sambal khas ala Bandung. Berwarna merah gelap.

Mari kita, eh, saya cicipi.

Tanpa menggunakan kondimen lain (kecap, saus, cuka), terlebih dahulu saya menyeruput kuah. Ringan, tidak terlalu berminyak, dan menyegarkan.

Gurihnya bukan karena micin, tapi berasal dari rebusan daging ayam kampung. Ini menjelaskan, kenapa kuah tidak terlalu berminyak. Tidak "berat" di lidah. Komposi rasa juga pas. Cocok untuk lidah saya.

Saya tambahkan sambal khas Bandung ke dalam kuah. Dua sendok kecil. Tambah mantap! Rasa pedas muncul, meski tidak begitu menggigit. Kuah kian terasa gurih, lidah mengecap rasa bawang samar-samar. Tidak muncul aroma "pahang" dari bawang.

Seterusnya, saya menjajal mi di mangkuk satunya. Mi terasa lembut di lidah. Serat ayam kampung begitu terasa ketika digigit. Lezatnya tidak perlu diceritakan lagi. Tanpa tambahan kondimen lain pokoknya uenak'e pol...!

Secara keseluruhan, rasa mi ayam kampung di rumah makan itu bukan sekadar enak, tetapi enak sekali! Tidak bisa dibandingkan dengan mi ber-topping ayam biasa (ayam negeri atau ras).

Memang harga mi ayam kampung tersebut di atas rata-rata. Harga tinggi yang setimpal dengan rasa enak sekali sangat memanjakan lidah.

Oh ya, kali ini saya memanfaatkan saldo dari K-rewards. Gerai mi ayam kampung tersebut menerima pembayaran dengan gopay.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun