Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rencana Pertemuan

1 Januari 2022   17:35 Diperbarui: 1 Januari 2022   17:36 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rencana pertemuan perempuan lanjut usia dengan wanita muda oleh geralt dari pixabay.com

Bergetar dengan langkah sedikit gemetar ia menuju meja diduduki seorang perempuan lanjut usia. Kerutan usia di wajah membuat wanita muda itu nyaris tidak mengenalinya.

Dengan mata berkaca-kaca, ia memeluk dan mencium pipi perempuan yang sontak menekuk wajahnya. Terperanjat dengan kehadiran mendadak dari seseorang di hadapannya.

Sang wanita menarik kursi. Meletakkan kedua lengan di atas meja. Memegang kedua tangan perempuan berusia senja yang berusaha menghindar dengan wajah curiga.

Perasaan wanita itu trenyuh. Mulut terkunci. Menatap perempuan berusia lanjut di hadapan yang melihatnya dengan mata terheran-heran, bak melihat ruang asing.

Ia terjerembap dalam kubangan pedih. Waktu-waktu berlalu dengan demikian cepat. Menyesali perubahan-perubahan menimpa perempuan di hadapannya.

"Engkau tidak ingat kepadaku?

"Kamu siapa, Nak?

Dengan menggigit bibir, wanita itu menunjukkan album foto kenangan di dalam telepon genggam. Perempuan mencermati. Namun matanya tetap melihat ruang kosong yang asing, lalu menggelengkan kepala dengan perlahan. Bingung.

Ah. Penyakit demikian cepat menyergap perempuan lanjut usia itu. Ia tahu. Gangguan daya ingat --semisal bingung, lupa tentang peristiwa, nama benda, atau percakapan-percakapan masa lalu---adalah gejala awal.

Bisa jadi ingatannya melemah terlalu dalam. Wanita tersebut menyesal, kenapa ia datang terlambat. Sangat terlambat, manakala perempuan dicintainya telah mengalami penurunan kualitas memori yang amat parah.

Bukan hanya sulit mengungkapkan rasa yang menahannya untuk bicara, perempuan lanjut usia itu kelihatan amat bingung. Tidak mampu mengenali wajah sang wanita, meski berbagai gambar kenangan sudah ditunjukkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun